Liputan6.com, Jakarta - Sekilas suvenir yang terpajang di Bali Safari and Marine Park terlihat biasa saja. Hanya bingkai foto dan buku-buku dengan cover berwarna terang menambah kesan manis. Tak usah jauh-jauh ke Bali, suvenir seperti itu mudah ditemukan di toko-toko buku yang ada di setiap kota.
Orang boleh saja berpendapat seperti itu. Namun, pihak Bali Safari and Marine Park tidak mungkin menjual barang-barang yang terlihat biasa saja dan tidak ada sesuatu yang unik di balik semua itu. Yang perlu Anda tahu adalah suvenir tersebut berasal dari kotoran gajah yang dipelihara di taman rekreasi dan konservasi satwa yang berada di Gianyar, Bali, tersebut.
Baca Juga
Ketika berkunjung ke Bali Safari & Marine Park cobalah untuk mampir ke PooPaper yang berada di dalam area Kampung Gajah. Di tempat yang tidak terlalu besar, turis lokal maupun asing dapat melihat bagaimana proses pembuatan kertas dari kotoran gajah.
Advertisement
I Made Widi Artawan, salah seorang pegawai pembuat kertas kotoran gajah di Bali Safari and Marine Park menjelaskan, proses pengerjaan suvenir berbahan kotoran gajah memakan waktu cukup lama, sekitar tujuh hari, mengingat bahan baku harus dijemur lebih dari dua hari.
“Pembuatan kertas ini cukup gampang, kok,” kata I Made Widi Artawan kepada Liputan6.com di Bali Safari & Marine Park, Gianyar, Bali, Kamis (12/5/2016). Pertama, setelah kotoran gajah dikumpulkan, dicuci bersih, dan setelah itu direbus. Kemudian dijemur hingga kering.
Proses penjemuran ini memakan menghabiskan waktu 3 - 4 hari, sampai ampas dari kotoran gajah yang direbus mudah untuk digiling.
“Setelah digiling dicampur bubur kertas, lem kanji, lalu dicetak. Setelah itu dijemur lagi,” ujar I Made Widi Artawan.
Pemilihan menggunakan kotoran gajah, kata I Made Widi Artawan, karena memang pihak Bali Safari and Marine Park ingin membuat kertas dengan tekstur agak sedikit berserat. Pembuatan kertas dari kotoran gajah dimulai sejak 5 November 2011. Ide ini muncul karena selain ramah lingkungan, kotoran gajah yang berserakan di kandang tidak hanya menjadi limbah.
Kertas-kertas itu nantinya bisa digunakan untuk menulis dan menggambar karena hasilnya agak tebal. Selain dijadikan suvenir, kertas yang terbuat dari kotoran gajah tersebut juga menjadi bahan dasar pembuatan map untuk digunakan karyawan Bali Safari and Marine Park.