Liputan6.com, Jakarta Sekalipun keberadaannya belum banyak diketahui masyarakat Nias, kisah misterinya telah sampai ke telinga para pelancong. Misteri yang hanya ada di Pulau Nias ini pun berkembang dari mulut ke mulut, hingga menimbulkan rasa penasaran.
Saya pun beruntung karena tak perlu penasaran, tapi bisa melihat langsung misteri Batu Atola, di wilayah Sa’ua, Telukdalam, Nias Selatan, Sumatera Utara.
Adalah Pastor Charles Sebastian Sihombing, OFMCap yang saat itu satu mobil dengan saya dalam perjalanan dari Gunungsitoli menuju Telukdalam yang bercerita. Ketika mobil mendekati wilayah Telukdalam, pastor asli Medan ini bercerita tentang misteri Batu Atola. Namun belum sempat bercerita panjang, di sisi kiri sudah terlihat sebuah batu besar di pinggir pantai. Saking dekatnya dengan jalan raya, saya pun dapat melihat dengan jelas batu itu. Lokasinya yang berada di pinggir jalan, membuatnya mudah dijangkau, khususnya bagi pengendara yang melintas jalan utama Gunungsitoli-Telukdalam.
Advertisement
Baca Juga
“Itu lihat sebelah kiri mbak. Itu Batu Atola,”seru Pastor Sebastian yang pernah menjadi pastor paroki di Telukdalam selama lebih dari 10 tahun.
Mobil yang saya tumpangi tidak berhenti dan hanya berjalan pelan, karena kami mengejar waktu. Tapi pastor Sebastian berjanji akan membawa saya singgah saat perjalanan kembali ke Gunungsitoli. Sepintas melihat tak ada yang istimewa dari batu tersebut.
Batu Berjalan
Batu Atola adalah Bahasa Nias yang berarti batu berlubang. Sesuai namanya, sebutan Batu Atola diberikan oleh masyarakat setempat untuk batu berlubang yang penuh misteri ini. Menurut cerita pastor Sebastian, beberapa tahun lalu posisi Batu Atola berada di tengah laut, sekitar 500 meter dari bibir pantai ke arah laut. Namun dua tahun terakhir ini secara mengejutkan, posisi batu tersebut bergeser hingga mendekati jalan raya.
“Baru dua tahun terakhir ini Batu Atola ada di sini. Dulu yang saya ingat posisinya berada di tengah laut, atau sekitar 500 meter dari bibir pantai,” katanya.
Keberadaannya yang sangat mengejutkan ini membuat banyak warga berbondong-bondong untuk menyaksikannya. Mereka pun bertanya-tanya bagaimana mungkin batu sebesar itu bisa pindah. Mungkinkah batu ini berjalan pada malam hari?
Mereka yang tidak percaya akan misteri Batu Atola, mencoba untuk menjawab secara logis, bahwa perpindahan batu itu akibat gempa besar yang melanda Pulau Nias 2005 lalu. Gempa membuat cengkeraman batu karang di dasar laut tersebut lepas hingga menjadikannya tidak stabil, lalu tersapu ombak hingga sampai ke bibir pantai.
Entah mana yang benar, namun misteri Batu Atola ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong baik warga Nias sendiri maupun wisatawan lokal dan mancanegara.
Batu Atola di Nias kini semakin dikenal dan ramai dikunjungi khususnya saat libur akhir pekan dan libur sekolah. Pengunjung dapat menyaksikan batu penuh misteri ini, atau hanya sekadar melepas penat sambil menikmati keindahan pantai berpasir putih dan berair biru sambil ditemani secangkir kopi atau air kelapa. Sruputttttt!!!