Liputan6.com, Jakarta Tingginya angka perkosaan di Amerika Serikat membuat seorang ibu cemas akan masa depan putrinya. Ia tidak ingin putrinya mengalami kejadian yang sama seperti dirinya, pada usia yang cukup muda, ia diperkosa seorang pria yang jauh lebih tua darinya.
Pada usia 19 tahun, wanita itu tengah liburan jauh dari rumahnya. Ia menyesali dirinya yang belum pengalaman dan terlalu percaya pada orang asing. Ia menerima ajakan minum dari seorang pramusaji bernama Frank (nama samaran) yang baru pertama kali ditemuinya di liburan itu.
Setelah bercakap-cakap dan minum beberapa ronde, Frank mengatakan bahwa wanita itu akan diantarkan pulang ke hotel dengan aman. Namun, saat itu juga wanita itu mulai mabuk sehingga Frank menawarkannya untuk pergi ke rumahnya. Bukannya pulang ke rumah, Frank malah mengajak wanita itu ke sebuah hotel.Â
Advertisement
Baca Juga
Setelah membayar hotel dengan kartu kredit milik wanita itu, Frank mengajaknya ngobrol sepanjang malam dan mengajaknya berhubungan seksual. Wanita itu sempat mengatakan bahwa ia belum siap tetapi Frank malah memaksa dan memperkosanya. Wanita itu merasa sangat malu dan menyesal.
"Aku memang mabuk dan naif, tetapi aku tidak layak diperkosa karena itu," kata wanita itu seperti dikutip dari Good Housekeeping, Jumat (27/5/2016).
Kini wanita itu telah menjadi ibu dari dua anak perempuan. Ia pun tak ingin hal yang sama terjadi pada putrinya. Ia pun mulai mengajarkan anaknya untuk tidak membiarkan siapapun menyentuhnya sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.
"Jika belum jelas, maka mereka bisa selalu berdiskusi kepada kami, orangtuanya," ujarnya.
Ia berlatih untuk mengatakan kepada teman-teman anaknya untuk tidak bermain terlalu kasar. Ini karena anaknya masih terlalu muda. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan seperti memeluk atau menyentuh, wanita itu mengajarkan supaya putrinya lebih bijak dalam melakukannya.
Itu akan membuat putrinya lebih mengerti dalam menjaga diri. Perlahan, wanita itu juga akan mengungkap bahwa dirinya pernah diperkosa.