Liputan6.com, Jakarta Jakarta-Sejak tahun 1970, olahraga panjat tebing mulai dikenal dan menjadi populer di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, olahraga ini selain banyak mencetak atlet juga menorehkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa.
Obsesi itu pun terus berlanjut hingga pada tahun 90-an banyak pemanjat yang berhasil mencapai puncak tebing-tebing di Indonesia. Saat ini olahraga panjat tebing lebih sering dikenal sebagai cabang olahraga kompetisi yang dilombakan.
Baca Juga
Berdasarkan hal tersebut, Aranyacala Trisakti yang diwakili oleh empat orang atlet, yaitu Aprian Arun, Adiyono, Hendri Julian, dan Muhammad Raydi Koto merealisasikan mimpi mereka bersama Caldera Indonesia bernama "Indonesia Big Wall Project". Ekspedisi ini dilakukan bertepatan dengan hari jadi Caldera Indonesia yang ke 10 tahun dan Aranyacala ke 50 tahun.
Advertisement
Pada konferensi pers di Jakarta yang dihadiri tim Liputan6.com pada Kamis (2/6/2016), Aprian mengaku bahwa ekspedisi ini sudah dipersiapkan sejak tahun 2014.
"Ekspedisi yang akan kami lakukan ini merupakan mimpi besar yang akhirnya dicapai," ujar Aprian kepada tim Liputan6.com.
"Kami berharap perjalanan ini dapat kembali menghidupkan semangat memanjat tebing alam di Indonesia," ujar Aprian.
Aprian menambahkan bahwa Ekspedisi Indonesia Bigwall Project pertama kali akan dimulai pada Minggu, 5 Juni 2016 sampai Juli 2016.
"Eropa menjadi destinasi pertama kami yang akab dipanjat awal pekan ini karena disesuaikan dengan level kesulitannya," ujar Aprian.
Aprian menyebutkan daftar tebing yang akan dipanjat, seperti Mt. Aiguille de Dru di Cha Monix, Prancis; Stetind Wall di utara Norwegia, dan Mt Ketil Fjeld di selatan Greenland.
"Semua tebing yang kami panjat memiliki ketinggian di atas 500 meter dan beberapa di antaranya tebing tertinggi di daerahnya," tutup Apri.
Berikut video selanjutnya.