Sukses

Krai, Buah Khas Banyuwangi yang Hanya Muncul Saat Ramadan

Krai kerap digunakan sebagai menu andalan saat berbuka karena memiliki daging buah yang tebal dan manis.

Liputan6.com, Jakarta Tiap daerah memiliki menu kuliner khas yang hanya muncul saat bulan Ramadan, tak terkecuali Banyuwangi. Kabupaten seribu pantai ini memiliki buah Krai yang kerap menjadi menu segar untuk berbuka. Buah krai merupakan rumpun dari buah mentimun, namun buah yang satu ini memiliki daging buah yang lebih tebal dan memiliki harum yang khas.

Menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Selasa (14/6/2016), buah Krai yang hampir serupa dengan blewah kerap disajikan dalam keadaan dingin saat buka puasa. Buah ini juga bisa dicampurkan dengan bahan lainnya, seperti sirup, jeruk, es batu. Meski banyak digemari, para di Banyuwangi tidak menanamnya di sepanjang tahun, melainkan hanya pada saat menjelang Ramadan. Hal ini sengaja dilakukan untuk menjaga kekhasan buah Krai.

Tohairi, salah satu petani asal Dusun Cungkringan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, mengatakan, “Awal bulan Rajab sudah mulai menanam. Tepat 60 hari pas awal Ramadan sudah bisa dipanen.”

Menurut Tohairi, Krai merupakan buah yang tumbuh dari jenis tanaman yang mudah dirawat dan tidak terlalu membutuhkan banyak air. Tanaman jenis ini cocok ditanam di daerah pinggir pantai. Untuk lahan seluas satu hektar, petani hanya perlu satu cangkir bibit saja.

Dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau, Krai menjadi buah yang diminati banyak orang di Banyuwangi untuk menu berbuka puasa. Petani buah Krai juga tidak perlu kebingungan untuk menjualnya, mengingat saat sedang dipanen, masyarakat datang sendiri ke ladang untuk membeli langsung buah ini dari petani. 

Wati, salah seorang penjual buah krai, mengungkapkan, "Sehari saya menjual antara 50-70 buah dengan ukuran yang variatif. Lumayan untuk bisa menambah penghasilan suami yang petani. Saya pun jualannya kalau pas puasa saja.”

Video Terkini