Sukses

Para Seniman Filipina Ini Ciptakan Lukisan dengan Air Kotor

Sekelompok seniman di Filipina menciptakan lukisan dengan air kotor sebagai bentuk kampanye penuntasan pencemaran lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok seniman di Filipina menemukan sebuah cara yang terbilang unik untuk mengampanyekan pesan tentang kesadaran efek buruk dari pencemaran air. Para seniman tersebut memanfaatkan air keruh dan kotor yang berasal dari sungai di Filipina menjadi sebuah karya seni.

Proyek seni yang diselenggarakan oleh sebuah agen periklanan lokal tersebut melibatkan sembilan pelukis untuk membuat 22 buah lukisan. Seluruh objek yang ditampilkan pada lukisan-lukisan itu mengambil latar situasi yang ada di sekitar sungai tempat air kotor tersebut diambil.

Seperti dilansir dari catchnews.com pada Senin (20/6/2016), kesembilan pelukis di antaranya Toti Cerda, John Carlo Vargas, Kean Barrameda, Fred Failano, Allan Clerigo, Van Isunza, Luigi Almuena, Renee Ysabelle Jose, dan John Ed De Vera. Mereka saling berkolaborasi untuk mewujudkan proyek bertema lingkungan tersebut.

Menurut data yang diambil dari organisasi lingkungan Greenpeace, setidaknya ada sekitar 50 dari 421 sungai di Filipina yang telah dinyatakan "mati" secara biologi atau lebih tepatnya sangat tercemar. Ekosistem yang ada di sekitar sungai tersebut pun benar-benar sudah tidak berlangsung sebagaimana mestinya.

Cat yang digunakan dari air kotor (sumber. catchnews.com)

Menurut salah seorang pelukis, John Carlo Vargaz mengatakan mengawali proyek ini adalah hal sulit karena menggunakan pigmen atau warna yang berasal dari air kotor. Selain, terkontaminasi air yang digunakan tersebut juga bau sehingga menjadi tantangan bagi para pelukis.

Namun, saat proses pembuatan sampai jadi, John Carlo mengungkapkan lukisan yang mereka buat menjadi lebih hidup bahkan tanpa warna-warna tambahan. Lukisan yang mereka hasilkan jauh lebih memiliki emosi untuk memberikan warna pada kehidupan Filipina.

cat lukis dari air kotor (sumber. catchnews.com)

Berikut video selengkapnya.