Sukses

6 Tempat yang Wajib Dikunjungi Saat Berada di Solo

Berikut enam tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Solo.

Liputan6.com, Jakarta Bisa dibilang dalam episentrum identitas dan tradisi Jawa, Solo merupakan salah satu kota dengan pengaruh budaya barat di pulau Jawa. Kota yang konservatif ini sering menjadi tujuan kedua setelah Yogyakarta, bagi mereka yang ingin mengeksplorasi keindahan budaya keraton.

Dengan pemandangan perkampungan yang masih asri, keraton yang elegan, dan pasar tradisional, Solo adalah salah satu kota yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke daerah Jawa Tengah. Tak ketinggalan, situs candi yang memiliki pesona tersendiri, menjadi penarik para pecinta sejarah dan budaya.

Dilansir dari Lonelyplanet.com, Selasa (5/7/2016), simak enam tempat wisata yang wajib dikunjungi saat Anda berada di Solo, Surakarta.

1. Keraton Surakarta

Keraton Surakarta adalah pusat pemerintahan pada zaman dahulu. Walau banyak dari bagian bangunan keraton ini yang telah habis dimakan api pada tahun 1985, terdapat bagian yang telah dibangun kembali untuk menjadi pengingat sejarah keraton Surakarta. Bagian yang menjadi titik utama turis ada pada Museum Sasono Sewoko.

Keadaan keraton yang buruk saat ini menghapus berbagai cerita sejarah terkenal yang terdapat di dalam. Salah satunya sejarah pada tahun 1745 di mana Pakubuwono II pindah dari Kartosuro ke Solo. Dalam prosesi yang panjang, semua kepemilikan raja, termasuk pohon beringin, dipindahtangankan dalam satu hari.

Dalam museum terdapat peninggalan patung Hindu Jawa yang terbuat dari perak dan perunggu, senjata, barang antik, koleksi kereta kuda dan pusaka kerajaan lainnya. Kebanyakan area dari keraton tidak bisa dimasuki oleh umum karena masih menjadi tempat tinggal sultan. 

Bagian atas dari Panggung Songgo Buwono terdapat menara yang berdiri utuh. Tempat ini dipercaya sebagai area suci sultan untuk meditasi dan berkomunikasi dengan Nyai Loro Kidul (Ratu Pantai Selatan).

2. Istana Mangkunegaran

Pusat kegiatan Istana Mangkunegaran terdapat di pendopo, yaitu paviliun yang dibangun dengan perpaduan gaya arsitektur Jawa dan Eropa. Bentuknya tinggi dengan langit-langit bundar, dengan lukisan yang rumit dikelilingi gambar zodiak Jawa. Lukisan yang dicat pada tahun 1937 ini dibuat dengan warna-warna yang mistis dan terasa suram.

Di dalamnya masuk ke wilayah "dalem" yang diperuntukkan sebagai museum istana. Terdapat banyak barang-barang koleksi pribadi dari Mangkunegara VII. Dipamerkan juga gaun berlapis emas untuk tarian kerajaan, koleksi topeng, perhiasan, termasuk cincin berbentuk Budha.

Dibutuhkan pemandu jika Anda ingin mengunjungi museum ini. Kebanyakan pemandu wisata memberikan informasi sejarah dan lancar berbahasa Inggris. Di dalam paviliun, terdapat latihan musik gamelan, tari dan nyanyi tiap hari Rabu jam 10 pagi.

3. Taman Sriwedari

Taman Sriwedari adalah tempat hiburan terbuka yang memiliki banyak wahana dan pertunjukan. Taman hiburan ini membutuhkan satu rangkaian tiket agar Anda dapat masuk dan menikmati berbagai permainan di dalamnya. Terdapat juga beragam pertunjukan budaya seperti wayang yang diadakan tiap malam di area teater.

4. Masjid Agung

Pada bagian barat Alun-Alun, terdapat Masjid Agung yang memiliki gaya arsitektur jawa yang tradisional. Jika Anda pencinta bangunan bersejarah dan tertarik dengan gaya arsitek lokal, wajib mengunjungi mesjid ini. Masjid Agung juga disebut sebagai tempat ibadah terbesar dan paling suci di Solo.

5. Museum Radya Pustaka

Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri dari berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit dan buku-buku kuno. Koleksi buku kuno yang banyak dicari itu di antaranya berjudul Wulang Reh karangan Pakubuwono IV. Isinya antara lain mengenai petunjuk pemerintahan dan Serat Rama karangan Pujangga Keraton Surakarta bernama Yasadipura I yang menceritakan tentang Ramayana.

Pada 18 November 2007, Kepala Museum Radya Pustaka, KRH Darmodipuro (Mbah Hadi) ditahan pihak kepolisian sebagai tersangka dalam kasus hilangnya sejumlah koleksi museum, antara lain lima arca batu buatan abad ke-4 dan 9 yang dijual kepada pihak lain dengan harga Rp 80 juta-Rp 270 juta per arca. Penyelidikan menunjukkan bahwa koleksi museum yang hilang diganti dengan barang palsu.

6. Pasar Klewer

Pasar ini adalah pasar kain dan tekstil terbesar di Kota Solo. Pasar Klewer terletak bersebelahan dengan Keraton Surakarta, yang terdiri dari dua lantai memiliki daya tampung 1.467 pedagang dengan jumlah kios sekitar 2.064 unit. Selain terbesar, pasar ini merupakan pusat perbelanjaan kain batik rujukan para pedagang dari Yogyakarta, Surabaya, Semarang dan kota-kota lain di Pulau Jawa. Pasar Klewer tidak hanya sebagai pusat perekonomian, tetapi juga tujuan wisata dan simbol Kota Surakarta.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.