Liputan6.com, Jakarta Tabiat dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan terus-menerus dan menjadi kebiasaan. Dalam suatu komunal, tabiat buruk yang dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang, mampu mengubah suatu yang salah seolah menjadi benar. Jalan raya merupakan contoh konkret dimana tabiat buruk selalu mudah ditemukan. Maka tak heran jika ada yang mengatakan “kebudayaan suatu bangsa dapat dilihat dari jalan raya-nya”.
Tak hanya di jalan raya, tabiat buruk masyarakat kini juga mudah ditemukan di berbagai tempat lain dalam berbagai kesempatan, mulai dari saat mengantre hingga di tempat tunggu. Seperti disusun Liputan6.com, Selasa (26/7/2016), benarkah beberapa hal ini merupakan tabiat asli kebanyakan orang Indonesia?
Baca Juga
Cuek dan Tidak Peduli
Advertisement
Sampah telah menjadi permasalahan besar bagi banyak negara saat ini, termasuk Indonesia. Apalagi menurut data tahun 2015 yang dilansir dari Jambeck mengungkap, Indonesia menempati peringkat dua setelah Tiongkok sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia yang dibuang ke laut. Namun yang menjadi persoalan, saat negara lain terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan meningkatkan kesadaran tentang arti penting pelestarian lingkungan, masyarakat Indonesia justru masih berkutat pada kurangnya kedisiplinan membuang sampah pada tempatnya.
Foto yang diunggah akun Instagram @agnetaeskrim merupakan bukti nyata betapa masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, belum memiliki kesadaran tentang pentingnya keindahan lingkungan. Dalam foto yang belum lama diunggah tersebut, arsitektur menawan Museum Sejarah Jakarta nampak semrawut dengan begitu banyaknya sampah yang berserakan. Dalam captionnya akun tersebut menulis, “Kota Tua… atau kota s4mp4h?? #ironis #prihatin.”
Suka Merampas Hak Orang Lain
Atas dasar ingin cepat sampai ke tempat tujuan dan malas memutar, pengedara roda dua kerap merampas hak pejalan kaki dengan menyerobot pedestrian. Yang menyedihkan, tabiat buruk yang terus-menerus dilakukan dan menjadi kebiasaan banyak orang ini, membuat pengendara roda dua seperti mendapat legitimasi pembenaran atas kesalahan yang mereka lakukan.
Bidikan foto Faizal Fanani yang juga merupakan fotografer Liputan6.com mengungkap, betapa kondisi pedestrian di jalan ibukota sungguh menyedihkan. Pedestrian di Jalan Sudirman yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk pejalan kaki, kini menjadi area bagi pengendara sepeda motor yang tak ingin terkena macet.
Tidak Menghormati Orang yang Lebih Tua
Menghormati orang yang lebih tua terlebih dia seorang lansia tentu menjadi kewajiban semua orang. Nyatanya tidak semua orang bisa melakukan hal ini tanpa syarat, kebanyakan orang melihat terlebih dahulu siapa orang yang lebih tua itu, orang yang statusnya lebih tinggikah atau masih mempunyai hubungan keluarga kah?
Foto yang diunggah akun Instagram @situs.humor menggambarkan betapa menyedihkannya perilaku orang yang tidak menghormati seseorang yang lebih tua. Dalam foto yang mengundanng ribuan komentar ini tergambar, bangku yang seharusnya diperuntukan bagi lansia dikuasai orang-orang muda. Seorang perempuan lansia malah harus rela duduk ala kadarnya. Salah satu akun memberikan komentar, “mudah-mudahan ini bukan di Indonesia.”
Egois, Mementingkan Diri Sendiri
Egois dan mementingkan diri sendiri tentu menjadi tabiat buruk yang dibenci banyak orang. Dalam pergaulan sehari-hari misalnya, watak seorang egois yang punya moto “yang penting gue senang” dan “it’s ok, selama gak terjadi di halaman rumah gue” tentu akan tinggalkan banyak teman. Parahnya, sifat egois yang mementingkan diri sendiri kini mudah ditemui, terlebih di kota-kota besar di Indonesia.
Salah satu foto hasil jepretan wartawan Liputan6.com menunjukkan, betapa orang Indonesia sangat egois dan tidak memikirkan keberadaan orang lain. Foto yang diambil di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tersebut mengambarkan sifat egois dengan mengkudeta jalur khusus sepeda untuk lahan parkir kendaraan pribadi. Bagaimana dengan di daerah Anda?
Gemar Merusak Alam
Saat ingin masuk ke taman nasional, petugas biasanya memberikan pengarahan untuk tiga hal penting, yaitu jangan mengambil apapun selain gambar, jangan meninggalkan apapun selain jejak, dan jangan membunuh apapun selain waktu. Namun gambar yang diunggah akun Instagram @rinjanitrekker ini justru membuat orang yang melihatnya geram.
Foto tersebut menggambarkan sekelompok pemuda yang mengaku pecinta alam mencabut bunga Edelweis dan dengan bangga menjadikannya sebagai properti foto mereka. Dalam captionnya akun tersebut mengatakan, “Sepertinya, pendaki jail dan alay ini siap dibully netizen. Betapa tidak, mereka dengan bangganya pamer bunga edelweis yang dipetik di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani."