Liputan6.com, Kutai Kota Tenggarong di Kutai, Kalimantan Timur punya perhelatan festival budaya yang cukup memikat wisatawan. Namanya Festival Internasional Erau 2016, pesta budaya akbar adat Kutai yang dihelat setiap tahun. Tahun ini, salah satu festival di bekas kerajaan tertua di Indonesia itu akan digelar 20-28 Agustus 2016.
Pesta Budaya Erau ini merupakan kolaborasi yang harmonis antara tradisi yang masih terjaga dengan baik dan atmosfer kekinian yang dinamis. Perpaduan budaya Nusantara serta budaya mancanegara, bisa ditangkap dari sini. Karenanya, festival ini memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dari Nusantara, ada kebudayaan Kutai Kartanegara, Sleman, Gunung Kidul, dan Kabupaten Bandung yang siap disuguhkan. Sementara dari mancanegara, ada Amerika Serikat, Lithuania, Estonia, Bulgaria, Kanada, Polandia, Rumania, Rusia, dan Taiwan, yang siap mempertontonkan kekayaan budaya di negaranya masing-masing.
Advertisement
"Masing-masing negara tersebut akan mengirimkan satu grup kesenian, kecuali Taiwan yang pada tahun ini mendelegasikan dua grup keseniannya," ujar Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara, yang didampingi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni, Sabtu (30/7).
Negara-negara yang turut memeriahkan Pesta Adat Erau itu merupakan negara-negara anggota International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Art (CIOFF). Rita menambahkan, seluruh kontingen atau tim kesenian dari Sembilan negara tersebut totalnya berjumlah 259 orang. Dan semuanya, sudah menyatakan siap memeriahkan Erau di Kukar.
“Harapan kami, lewat Festival ini, Kukar maupun Tenggarong khususnya bisa lebih terkenal sebagai tujuan wisata, dan menjadi salah satu pusat kegiatan seni budaya nasional,” harapnya.
Untuk tahun ini, Rita menjanjikan acara yang lebih heboh lagi. Dari mulai Kirab Budaya Internasional lengkap dengan kostum tradisional masing-masing negara, bakal siap dipertontonkan. Ada juga sajian ritual seru dan unik yang digelar selama festival Erau. Belum lagi acara Beseprah, yakni jamuan makan bersama untuk rakyat yang hadir.
“Biar lebih seru lagi, acara ini ditutup dengan perayaan Belimbur, yakni ritual di mana seluruh warga, termasuk para pengunjung saling siram menggunakan air sungai Mahakam. Seru kan?” beber Rita.
Gong-nya, ada di puncak acara Festival Erau. Di acara pamungkas itu, akan ada tradisi Mengulur Naga. Di sini, rombongan utusan Keraton Kutai akan mengarak sepasang replika naga menggunakan perahu. Replika naga ini kemudian dilepaskan di Kutai Lama, yang dianggap sebagai tempat asal legenda naga tersebut. Saat dilepas, masyarakat pun akan berlomba untuk mendapatkan bagian sisik naga.
Lantas kenapa sih diperbutkan? “Karena masyarakat setempat percaya kalau sisik naga ini dapat mewujudkan harapan orang yang memilikinya. Coba deh datang dan rasakan keseruannya. Dijamin nggak rugi,” ajak Rita.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengapresiasi rencana Festival Internasional Erau 2016, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu. Kaltim itu sudah punya pengalaman menjadi daerah pertambangan, sehingga kawasannya dieksplorasi habis untuk oil and gas (minyak dan gas bumi) dan coal (batu bara).
“Sekarang alamnya banyak yang rusak, karena itu menjadikan bekas galian tambang itu sebagai destinasi alam, mungkin itu proses recovery yang bagus buat lingkungan dan Pariwisata,” jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menurut dia, dalam Sustainable Tourism Development, (STD) itu prinsipnya sama. Mau di darat, di laut, di gunung atau di hutan.
“Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. Karena itu, yang masih asri harus dijaga, yang setengan rusak mulai direvitalisasi, dan yang sudah rusak direstorasi,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.
AriefYahya menegaskan kembali, cara yang paling cerdas membangun daerah adalah menetapkan portofolio pada businesslevelstrategy yang tepat. Industri yang berbasis pada oil and gas, coal dan CPO sudah semakin menyusut dari waktu ke waktu, baik size, spread maupun sustainable (growth)-nya.
“Yang terus berkembang naik adalah Pariwisata. Ketiga-tiganya naik, size, spread dan sustainable!” ungkap Arief Yahya.
(Adv)