Sukses

Rencana Pesta Baju Renang Hijab di Prancis Jadi Kontroversi

Bagaimana bila pemakai burkini mengadakan pesta semi-terbuka di sebuah water park di Marseilles, Prancis?

Liputan6.com, Jakarta Burkini, bikini baju renang khusus wanita muslim yang menutup aurat, memang sudah lazim dipakai. Namun, bagaimana bila pemakainya mengadakan pesta semi-terbuka di sebuah water park?

Rencana pesta kolam renang di water park Marseilles bagi wanita yang berpakaian busana muslim menuai reaksi beragam. Ada yang menilai itu tidak sesuai dengan nilai-nilai seorang wanita muslim.

Pesta pinggir kolam renang di kawasan selatan Prancis itu rencananya dihadiri oleh wanita muslim yang memakai baju renang tertutup atau burkini. Namun, rencana itu justru menuai kontroversi dan kemarahan di negara tersebut.

Acara tersebut rencananya akan diselenggarakan pada 17 September oleh sebuah asosiasi wanita, Smile13, yang berbasis di kota pelabuhan. Di sana, diperkirakan tinggal 220.000 orang Muslim.

Baik politikus dan penduduk mengecam rencana tersebut. Pasalnya kegiatan itu hanya membuat komunitas muslim seakan memisahkan dirinya dari penduduk lainnya. Bahkan ada pula kritikan yang mengarah ke Islamophobia.

Florian Philippot, penasihat pemimpin sayap kanan partai Front Nasional, Marine Le Pen, mengatakan, kegiatan tersebut cenderung membuat mereka terlihat seperti menganut komunalisme. "Acara semacam ini harus dilarang karena berisiko membuat kekacauan publik," kata dia seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (5/8/2016).

Sementara itu, politikus lainnya Patrick Mennucci mengatakan, berenang dengan pakaian tertutup tidak melanggar hukum. Sehingga perdebatan soal acara tersebut seharusnya tidak perlu. Menurut dia ini adalah kontroversi anti-Muslim.

Dalam laman Facebook acara tersebut, penyelenggara menentukan pakaian wanita yang datang ke sana bukan lah bikini, melainkan pakaian renang yang minimal menutup dada dan lutut mereka. Di sana akan ada petugas keamanan pria tetapi tidak akan ada pria lainnya yang berusia lebih dari 10 tahun.