Liputan6.com, Jakarta Berlokasi di pusat bisnis Kota Jakarta, Artotel Thamrin menjadi satu-satunya hotel di Jakarta yang konsen dengan perkembangan seni kontemporer, baik seni rupa, seni patung, maupun seni fotografi. Hotel yang dibuka secara resmi pada 2013 ini, telah bekerjasama dengan 6 seniman muda berbakat tanah air untuk menciptakan konsep, desain, dan gaya hotel yang berbeda.
Tak hanya itu, perhatian Artotel pada perkembangan urban art di Jakarta juga ditunjukkan dengan tingginya intensitas menggelar pameran seni rupa, salah satunya adalah pameran bertajuk Rise and Grind yang digelar mulai hari ini hingga 21 September 2016.
Pameran Rise and Grind merupakan pameran seni rupa berkonsep underground, kaya akan nuansa edgy, yang menampilkan tiga karya seniman muda berbakat, yaitu Safrie Effendi, Danan Prihantoro, dan Mikhaela Cherry.
Advertisement
Safrie Effendi, lulusan S2 Lasalla College of The Art yang juga dipercaya menjadi Art Manager Artotel Indonesia kepada Liputan6.com, Jumat (19/8/2016) mengatakan, jauh dari kesan dark dan hitam, berbagai karyanya yang dipamerkan justru mengandung makna mendalam tentang arti penting kembali ke jati diri manusia yang lahir dari suku dan bangsa-bangsa yang berbeda.
“Banyak orang mengartikan bahwa tengkorak kematian, atau menjunjung setan, no men i mean ini juga menjadi bagian dari tubuh kita, kerangkanya kita. Di dalam lukisan ini aku juga memasukkan unsur kupu-kupu yang identik dengan develop, ada harapan yang dibangun di situ,” kata Safrie.
Sejalan dengan Safrie, Mikhaela Cherry juga menampilkan sisi kultural yang terbalut kesan dark dalam lukisan-lukisannya. “Kenapa aku agak lebih banyak mengekspose bagian kepala, karena nyambung sama mind, dari pikiran segalanya berawal,” katanya.
Melalui pameran ini, Artotel mengharapkan masyarakat bisa melihat seni bukan hanya dari sudut pandang visual-visual yang indah, namun juga bisa menerima street art sebagai aliran seni yang juga bisa dinikmati.