Sukses

4 Pelajaran Keuangan Berharga dari Olimpiade Rio 2016

Dunia olahraga memiliki banyak prinsip dasar yang bisa diterapkan dalam aspek keuangan sehari-hari. Apa sajakah itu?

Liputan6.com, Jakarta Demam Olimpiade masih ramai dibicarakan. Olimpiade Rio 2016 yang diadakan sejak tanggal 5 Agustus 2016 hingga 21 Agustus 2016 ini diikuti oleh lebih dari 200 negara.

Indonesia juga mengirimkan perwakilan untuk berlaga di ajang olahraga paling bergengsi tersebut, sebanyak 28 orang atlet ikut berpartisipasi. Tentunya kita berharap agar perolehan medal dari Indonesia bisa mencapai target yang diharapkan, menyusul kemenangan tim ganda campuran bulutangkis Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meraih medali emas.

Managing Director dari situs pembanding produk keuangan di Indonesia HaloMoney.co.id, Jay Broekman, menyatakan bahwa olahraga sebenarnya memiliki banyak prinsip dasar yang bisa diterapkan dalam aspek keuangan sehari-hari.

“Disadari atau tidak, mengambil beberapa prinsip dasar dari kompetisi olahraga seperti Olimpiade untuk diterapkan dalam manajemen keuangan sehari-hari merupakan langkah yang bagus. Kalau kita jeli, ada cukup banyak prinsip dasar olahraga dan Olimpiade yang bisa kita adopsi untuk gaya pengelolaan keuangan pribadi kita,” ujar Jay.

Pada Olimpiade Rio 2016 kali ini setidaknya terdapat empat pelajaran keuangan yang bisa kita terapkan sehari-hari. Pelajaran pertama, miliki idola atau mentor finansial. Salah satu berita yang paling viral di media adalah bagaimana atlet perenang asal Singapura, Joseph Schooling, mengalahkan idola semasa kecil dulu di ajang Olimpiade Rio 2016. Michael Phelps, atlet perenang asal Amerika Serikat yang telah banyak memecahkan rekor dunia renang, bisa dibilang tidak menyangka dikalahkan oleh bocah yang mengidolakannya dulu. 

Memiliki idola atau mentor dapat memberikan dorongan kepada kita untuk menjadi yang terbaik dalam bidang yang kita lakukan. Pelajari apa yang menjadi kunci kesuksesan mereka dan terapkan untuk diri kita sendiri.

Pelajaran kedua, lebih cepat memulai lebih baik. Banyak atlet-atlet Olimpiade yang memulai karir dalam dunia olahraga sejak kecil. Semakin muda Anda mulai merintis karir, bisnis yang sesuai passion, hingga mempersiapkan tabungan sedini mungkin semakin cepat juga kesuksesan finansial dapat Anda raih.

Pelajaran ketiga, pengorbanan dan kerja keras berbuah manis. Para peraih medali di ajang Olimpiade, seperti Eko Yuli Irawan yang menyabet medali perak di cabang olahraga angkat beban Olimpiade Rio 2016, tidak mendapatkan prestasi tersebut dengan cuma-cuma.

Lahir dari pasangan tukang becak dan penjual sayur, Eko kecil tertarik untuk menggeluti dunia angkat beban dan mengakrabkan dirinya dengan barbel sejak dini. Ia meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012, dan kini menyabet medali perak. Siapapun Anda, tentu diperlukan pengorbanan dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan finansial seperti Eko dalam bidang olahraga.

Pelajaran terakhir, semua hal itu sifatnya sementara. Atlet olahraga umumnya memiliki masa kejayaan saat usia muda (14 – 30an tahun), meski ada juga beberapa atlet peserta yang usianya sudah tua. Atlet tertua di Olimpiade 2016 adalah Mary Hanna asal Australia yang berlaga di cabang olahraga berkuda. Jika sudah tidak bisa produktif lagi, maka mau tidak mau harus pensiun dan kehilangan sumber penghasilan utamanya.

Memang usia tua dan muda tidak bisa menjadi faktor utama penentu kesuksesan seseorang. Muda bukan berarti Anda akan terus berada di jalan kesuksesan, begitu pula sebaliknya. Buatlah persiapan dalam bentuk tabungan dana darurat. Jumlah yang disarankan bervariasi dari 3 hingga 12 bulan biaya hidup yang lebih lengkapnya dapa dilihat pada artikel ini. Terapkan pelajaran keuangan dari Olimpiade kali untuk memperlancar pengelolaan keuangan sehari-hari, maka kesuksesan finansial akan dapat Anda raih.