Liputan6.com, Jakarta Hal-hal berharga di sekitar kita kadang tidak disadari keberadaannya. Namun, ketika hal itu hilang atau diambil oleh orang lain, barulah kita meradang.
Barangkali itu yang sering terjadi antara Bangsa Indonesia dan kain tradisionalnya yang telah menjadi warisan budaya. Namun, apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kebanggaan bangsa? Desainer mode Didiet Maulana punya jawabannya.
Pada tahun 2009, kegaduhan pernah terjadi soal identitas kain batik. Kain tradisional itu sempat diakui sebagai milik bangsa lain. Sementara para pemuda hanya bisa marah di media sosial.
Advertisement
Didiet ingin mengambil langkah nyata dengan menyebarkan kecintaan pada kain Indonesia di generasi muda. Yaitu dengan menciptakan sebuah lini yang berbasis kain tradisional, IKAT Indonesia.
"IKAT Indonesia sebenarnya adalah bentuk protes saya saat itu. Namun daripada saya marah-marah di media sosial, lebih baik membuat sebuah karya yang juga membuat orang lebih mencintai kain Indonesia," kata Didiet di acara Inspirato Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (23/9/2016).
Awalnya memulai IKAT Indonesia yang berdiri 29 Juli 2011 terasa berat karena keinginan orang untuk mengenakan kain sangat rendah. Namun, dengan membentuk desain yang edgy dan merangkul beberapa panutan mode seperti selebritas, perlahan ia berhasil menumbuhkan keinginan kaum urban untuk kembali memakai kain.
Dua tahun berlalu, semakin banyak orang ingin memakai kain tradisional untuk pakaian sehari-hari. Ditambah banyak pula pelaku usaha yang menggarap kain tradisional.
"Justru saya senang karena tidak sendirian lagi, semakin banyak orang artinya usaha menumbuhkan kecintaan orang dengan kain Indonesia berhasil," ungkapnya.
Setelah IKAT Indonesia memiliki pasar sendiri, ia pun mendirikan dua lini lainnya, Svarna by IKAT Indonesia yang khusus membuat busana-busana dengan permintaan khusus misalnya bridal, dan Sarupa by IKAT Indonesia yang khusus untuk permintaan seragam.
Prestasinya di bidang desain pun cemerlang. Dengan kolaborasi lintas sektor, Didiet menjadi salah satu desainer paling dicari Indonesia. Ia pernah merancang busana Barbie di Indonesia atas permintaan Mattel. Busana rancangannya pun mampu menarik hati penggemar boneka ikonik itu.
Kolaborasinya dengan Tumi juga membuat namanya mendunia. Maklum saja, rancangan Didiet di tas keluaran Tumi menjadi pemberian spesial bagi para nomimasi di ajang penghargaan musik bergengsi Grammy Award 2016.