Liputan6.com, Jakarta Kebermaknaan keroncong yang begitu tinggi di zaman kemerdekaan kini semakin tersisih seiring berjalannya waktu. Hal tersebut diperparah dengan stigma yang mengatakan “keroncong adalah musik kaum tua”. Kenyataan ini kemudian mendorong keluarga besar Sekolah Pilar Indonesia menggelar Festival Keroncong Muda Pilar Indonesia, yang diselenggarakan di Amphi Theatre Sekolah Pilar Indonesia pada Sabtu, 3 September mendatang.
Diikuti oleh banyak peserta dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bandung, Pekalongan, Yogyakarta, Malang, Madiun, Jombang, dan Lampung, kompetisi ini mewajibkan tiap peserta untuk membawakan dua lagu, yaitu lagu karangan sendiri dan lagu-lagu Iwan Fals.
Mengusung tema besar “Katakan dengan Cinta: Ekspresikan Cintamu pada Sesama, Alam Semesta, Bangsa dan Negara”, tantangan membawakan dua lagu membuat tiap peserta diharapkan mampu mengaransemen dan menginterpretasikan lagu-lagu Iwan Fals ke dalam musik keroncong.
Advertisement
Sekolah Pilar Indonesia mengakui, tujuan diselenggarakannya festival ini adalah untuk meningkatkan minat dan kecintaan kaum muda pada musik keroncong. Sehingga diharapkan akan muncul musisi keroncong dari kalangan muda saat ini untuk tampil di hadapan publik.
Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan ini. Dirinya juga dijadwalkan akan hadir memeriahkan festival keroncong sebagai upaya untuk melestarikan budaya Indonesia yang melibatkan generasi muda. Baginya, pelestarian budaya juga merupakan salah satu usaha menunjukkan sikap bela negara yang perlu dimiliki setiap elemen bangsa.