Liputan6.com, Jakarta Jempol Anda pegal sudah pegal karena terlalu lama melihat-lihat profil banyak orang di Tinder, tiba-tiba Anda menemukan foto seorang pria yang tersenyum lebar di depan kamera dengan tangan terentang ke depan. Ya, sebuah selfie, yang sering digunakan oleh orang lain sebagai foto profil di media sosial. Mungkin terlihat normal, namun sebaiknya Anda berhenti di situ.
Baca Juga
Advertisement
Scamalytics, sebuah perusahaan yang bertanggung jawab untuk melindungi semua situs kencan di Inggris dari penipu dunia maya telah menemukan peningkatan angka yang dramatis akan pengguna foto selfie dalam akun-akun palsu. Seperti yang dilansir dari Marieclaire.co.uk pada Kamis (8/9/2016), Scamalytics yang bekerja di balik berbagai situs kencan online berhasil mengidentifikasi 250 ribu akun profil palsu dan mencegah mereka untuk mengakses situs-situs tersebut dalam jaringan mereka.
Saat seorang penipu telah diidentifikasi berdasarkan IP address, alamat email atau isi profil yang mencurigakan, data dari penipu tersebut segera disebarkan ke semua situs kencan online dalam jaringan Scamalytics. Sebuah software akan mencegah profil-profil palsu tersebut muncul dalam semua situs kencan online, sehingga si penipu tidak dapat menghubungi anggota dalam situs kencan manapun. Dalam proses pencegahan ini, Scamalytics menciptakan 'perpustakaan' yang berisi semua akun profil palsu yang diciptakan dengan detail yang sama. Seiring waktu, Scamalytics menemukan akun profil palsu dengan foto selfie semakin meningkat jumlahnya secara signifikan.Â
Dalam satu tahun terakhir, 65% dari akun palsu yang ditemukan oleh Scamalytics menggunakan foto selfie. Charly Lester, seorang ahli dalam bidang kencan dan founder dari Penghargaan Kencan di Inggris, percaya bahwa peningkatan angka ini karena beranggapan sebuah foto selfie menunjukkan sosok yang murni dan tulus.
"Membuat selfie palsu adalah sesuatu yang sulit, namun mencuri selfie orang lain di media sosial sangat mudah dilakukan. Twitter dan Instagram dipenuhi dengan selfie dari selebriti maupun pengguna biasa, yang sangat mudah dikopi dan dimasukkan dalam akun media sosial palsu." Charly Lester menuturkan. "Sangat penting untuk menyadari bahwa tidak semua orang akan jujur tentang profil diri mereka di situs kencan online. Bahkan saat sebuah akun berisi berbagai foto selfie dari orang yang sama, bisa saja foto-foto tersebut dicuri dari akun Twitter atau Instagram orang lain."
Jika Anda adalah pengguna setia media sosial, berhati-hatilah dengan hal-hal yang Anda unggah. Siapa pun yang dapat mengakses data-data Anda dapat menyalahgunakannya. Scamalytics memberikan tips berikut bagi para pengguna media sosial untuk melindungi diri mereka dari akun-akun menipu.
1. Gunakan google images untuk memeriksa apakah sebuah foto dicuri dari akun media sosial orang lain.
2. Periksa akun dengan seksama, apakah deskripsi fisik sesuai dengan foto-foto profil.
3. Sampaikan pertanyaan dasar yang membutuhkan pengetahuan dasar tentang daerah tempat tinggal sang pemilik akun. Jika mereka tidak tahu tentang tempat hangout atau restoran tertentu, Anda perlu curiga.
4. Kopi bagian tertentu dari profil akun dan lakukan pencarian di Google. Orang yang menipu sering kali menggunakan kalimat sama persis dalam akun palsu.
5. Anda perlu curiga jika seseorang langsung mengajak Anda untuk berkomunikasi melalui media lain di luar situs kencan online yang sedang Anda gunakan, karena percakapan di situs tersebut dapat dimonitor.
6. Jika seorang pria mengatakan bahwa ia bekerja sebagai seorang insinyur, bekerja di perusahaan minyak, atau militer, Anda juga perlu curiga karena jenis pekerjaan tersebut membuat mereka punya alasan untuk tidak dapat bertemu secara langsung.
7. Jangan pernah memberikan uang kepada siapa pun yang Anda temui di media sosial, walaupun mereka terdengar meyakinkan.