Sukses

Hati-Hati, Mendiamkan Pasangan Dapat Berujung Perceraian

Hati-hati, bertengkar dan mendiamkan pasangan, dapat berujung perceraian.

Liputan6.com, Jakarta Mendiamkan pasangan ketika terjadi adu argumen adalah perilaku yang biasa dilakukan para istri dalam rumah tangga. Biasanya, Anda diam seribu bahasa (bahkan dengan mengatupkan rahang), padahal di dalam hati ingin berteriak kencang.

Seperti dilansir dari Huffingtonpost.com, Selasa (13/9/2016), tak jarang juga keinginan untuk memaki dengan kata-kata kasar tak terbendung dari mulut. "Kamu menyakiti perasaan saya!" atau "Saya bisa lebih baik tanpa kamu", akan menjadi kalimat-kalimat yang biasa keluar ketika bertengkar dengan pasangan.

Namun apakah hal tersebut memberikan jalan keluar?

Sebenarnya, berkomunikasi secara jujur adalah inti dari sebuah pernikahan yang semakin dewasa. Dan jika Anda tidak berkata jujur akan perasaan dan pikiran Anda, dapat menjamin hubungan rumah tangga menjadi tidak bahagia.

Tapi, bukan berarti semua kata-kata kasar tanpa disaring dapat keluar dari mulut Anda ketika beradu pendapat.

Yang disarankan adalah, jika Anda tidak menyukai sesuatu ungkapkan. Pasangan akan memiliki pelajaran tentang Anda, dan tidak mengulangi di kemudian hari.

Sedangkan jika Anda mendiamkan pasangan tiap ia melakukan sesuatu tidak menyenangkan dan berharap dia mengerti perasaan Anda, hal tersebut justru tidak baik untuk diri sendiri. Pasalnya, perasaan marah akan bertumpuk, dan dapat membuat stres. Lebih parah lagi, tumpukan perasaan ini secara tidak sadar dapat memberi efek negatif bagi tubuh. 

Maka itu, berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan adalah hal yang penting saat menjadi suami istri. Kejujuran, terbuka, dan saling menghormati akan terjalin secara perlahan-lahan dengan komunikasi yang lancar.