Sukses

Menikmati Kopi Kelelawar, Sajian Khas Bumi Besemah

Tak hanya memiliki pemandangan alam yang super indah, Pagaralam juga dikenal sebagai kawasan yang penghasil kopi robusta unggulan.

Liputan6.com, Jakarta Dipenuhi keindahan alam dan udara yang sejuk, Pagaralam menjadi pilihan tepat bagi wisatawan yang ingin menghindar sejenak dari rutinitas kerja. Apalagi Pagaralam saat ini sudah dilengkapi bandara yang memudahkan wisatawan Jakarta untuk sampai ke Bumi Besemah hanya dalam waktu satu jam saja.

Tak hanya memiliki pemandangan alam yang super indah, Pagaralam juga dikenal sebagai kawasan yang penghasil kopi robusta unggulan, bahkan di antaranya terkenal dengan sebutan kopi kelelawar. Falia, Kasi Promosi Pariwisata Pagaralam saat ditemui Liputan6.com di PATA Travel Mart, Kamis (8/9/2016) mengatakan, selain kopi luwak, kopi kelelawar juga menjadi jenis kopi eksotik yang dimiliki Pagaralam.

“Jika di tempat lain terkenal dengan kopi luwak, Pagaralam punya kopi kelelawar. Biji kopinya itu dari hasil pencernaan kelelawar yang memakan biji kopi pilihan yang sudah merah. Biasanya kelelawar makan kopinya di malam hari,” ungkap Falia.

Falia sendiri mengakui, produksi kopi Pagaralam masih dilakukan dengan cara-cara tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Pembuatan kopi kelelawar sendiri terdiri dari empat tahapan, yaitu mengumpulkan, membersihkan dan menjemur, menggoreng, serta menumbuknya.

“Wangi kopi kelelawar beda sama kopi robusta pada umumnya. Rasa asamnya enggak terlalu berasa. Orang Pagaralam juga percaya, kopi ini punya khasiat mengobati asma, tapi perlu dibuktiin lagi,” katanya.

Tak hanya memiliki pemandangan alam yang super indah, Pagaralam juga dikenal sebagai kawasan yang penghasil kopi robusta unggulan.

Falia juga mengharapkan ke depan akan ada lebih banyak orang Indonesia yang membantu mempromosikan kopi kelelawar khas Pagaralam, selain juga mempromosikan pariwisata Pagaralam itu sendiri.

“Kami menyadari pariwisata mampu mendorong berkembangnya perekonomian masyarakat, yang impactnya bisa langsung dirasakan. Kalau orang datang, otomatis terjadi perputaran uang, ada yang beli oleh-oleh, ada yang nyewa homestay, ada yang sewa mobil, roda perekonomian bergerak. Orang Pagaralam kebanyakan petani kopi, dengan sadar pariwisata, saya mengharapkan masyarakat bisa punya penghasilan tambahan selain dari kopi,” kata Falia menambahkan.