Sukses

Berapa Usia yang Terlalu Tua untuk Melahirkan Anak?

Ketahui berapa usia yang sudah terlalu tua untuk melahirkan anak di sini.

Liputan6.com, Jakarta Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh acara Private Pregnancy, wanita di Inggris percaya bahwa wanita yang sedang berusaha untuk hamil harus berhenti saat berusia 44 tahun.

Dilansir dari Marieclaire.co.uk pada Rabu (14/9/2016), data ini ditemukan pada saat yang bersamaan ketika Janet Jackson mengumumkan kehamilannya di usia 49 tahun. Alasan yang diberikan adalah seorang anak tak seharusnya memiliki orangtua yang terlalu tua, penuh risiko komplikasi kesehatan, dan dianggap tidak natural.

Survei ini juga mendorong pemerintah untuk memberikan edukasi kepada wanita di Inggris tentang waktu yang tepat untuk mencoba hamil dan kapan saatnya berhenti. Penelitian ini dilakukan dengan maksud memberikan sanggahan dalam debat yang menentukan batasan usia wanita yang sedang berusaha hamil. Menurut para peneliti, seharusnya ada intervensi medis atau pendamping program fertilitas bagi setiap wanita yang berencana untuk hamil. Dengan survei ini, wanita di Inggris diharapkan lebih peka terhadap usia-usia subur dan mengikutsertakan informasi tentang pilihan program fertilitas dalam edukasi tentang seks.

"Informasi tentang fertilitas wanita belum banyak diketahui dan banyak wanita merasa bahwa mereka dapat tetap berusaha hamil di usia berapa pun," ujar Dr Amin Gorgy, konsultan fertilitas dan spesialis program IVF (In Vitro Fertilization) di Fertility and Gynaecology Academy Inggris.

Jumlah wanita di atas usia 40 tahun yang baru berusaha untuk hamil naik dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Fenomena ini muncil lantaran kesibukan mengejar karier, biaya rumah tangga, kegagalan menemukan pasangan, dan perkembangan dalam program kehamilan.

Namun, potensi kesuburan wanita menurun dengan cepat setelah usia 35 dan menurun lebih cepat setelah usia 40. "Usia ideal bagi wanita untuk hamil adalah di usia dua puluhan dan awal tiga puluhan," Dr Gorgy menjelaskan. "Secara teoretis, dengan menggunakan sel-sel telur yang telah dibekukan, wanita bisa hamil di usia berapa saja. Bahkan penerimaan rahim untuk penanaman embrio menurun setelah usia 54 tahun. Batas usia untuk program kehamilan adalah 50 tahun. Dan hanya dalam kasus tertentu, wanita di atas usia 50 tahun akan dipertimbangkan untuk mengikuti program kehamilan."

Program kehamilan dengan IVF harus dipertimbangkan jika diterapkan pada wanita yang berusia di atas 35 tahun karena keberhasilan program ini menurun drastis seiring dengan pertambahan usia wanita. Misalnya, wanita berusia 40 tahun memiliki 20 persen kemungkinan untuk hamil dengan IVF, namun wanita di atas 45 tahun hanya memiliki 1 persen kemungkinan untuk hamil dengan IVF.

Dr Alex Eskander, seorang konsultan ginekologi di The Gynae Centre, menambahkan, "Wanita di Inggris sepertinya lebih menikmati hidup dengan bebas dengan kesempatan untuk menjalani karier daripada settling down dan berkeluarga, meskipun konsep tersebut kini sudah usang. Tekanan wanita untuk memiliki anak datang dari orangtua yang merindukan cucu dan pemahaman yang lebih baik tentang jam biologis tubuh wanita yang terus berjalan."

Menurut Dr Alex Eskander, fungsi ovarium seorang wanita menurun secara drastis sejak usia 30 tahun dan menurun lebih tajam lagi setelah usia 35 tahun. Bisa dikatakan, usia 44 tahun adalah usia maksimum bagi seorang wanita untuk berusaha hamil karena jumlah sel telur yang sudah sangat berkurang, demikian pula dengan kualitasnya. Akibatnya, kehamilan di usia ini terkait dengan tingginya tingkat kelainan kromosom dan kemungkinan keguguran. Dari sudut pandang ibu, ada risiko tinggi hipertensi, pre-eklampsia, dan melahirkan dengan operasi caesar.

Jadi, apa yang seharusnya dilakukan? "Saran saya bagi wanita yang ingin menunda kehamilan hingga di atas usia 35 tahun, sebaiknya mempertimbangkan membekukan sel telur atau embrio dengan donor sperma sebagai jaminan," Dr Eskander menuturkan.