Liputan6.com, Labuan Bajo Bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo, Kabupaten Waringin Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) jangan hanya melihat binatang Komodo saja. Akan lebih berkesan kalau berkunjung ke Pulau Padar.
“Saya pernah di puncak bukit ini, sore hari lebih keren, ketika langit memerah, matahari hendak tenggelam di ufk barat,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata soal Labuan Bajo.
Baca Juga
Dari puncak Pulau Pandar yang diapit tiga teluk, kita akan seperti melihat surga kecil di bumi yang sangat indah sekali. Sehingga peserta program Diving Fam Trip-Thailand Operator And Media 2016 yang ke puncak Pulau Padar sangat terpesona sekali.
Advertisement
"Wow luar biasa Indahnya. Mimpi yang menjadi kenyataan. Seperti di surga, cantik sekali," ungkap Brian Patrick Abrook, peserta dari Thailan, saat berhenti di tengah pendakian ke Puncak Pulau Padar, Kamis (8/9).
Untuk menuju ke Pulau Padar yang masuk dalam 10 destinasi wisata prioritas Kementerian Pariwisata bisa dilakukan dari Pelabuan Labuan Bajo. Rombongan Diving Fam Trip yang berjumlah 16 orang dengan dipandu oleh Condo Subagyo berangkat dari pelabuhan sekitar pukul 07.30 WITA.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 2 jam, sekitar pukul 09.40 WITA rombongan tiba di Pulau Padar. Senyum langsung mengembang dari peserta Fam Trip. Maklum sepanjang perjalanan dari Pelabuhan Labuan Bajo, ombak sangat besar dan menegangkan.
Tidak ada gapuro yang menjadi tanda kalau itu adalah Pilau Padar. Yang ada hanya tulisan denga papan kecil yang menginformasikan kalau rombongan sudah masuk Pulau Padar yang masuk kawasan TNK dan diminta menjaga kebersihan. Papan pengumuman itu dipasang oleh Perhutani.
Disitu juga tidak ada tempat berteduh sama sekali. Peserta Fam Trip langsung dihadapkan pada jalan menanjak yang sangat terjal untuk menuju puncak Pulau Padar. Kemiringannya juga lebih dari 45 derajat. Bagi yang belum pernah ke Pulau Padar harus ekstra hati-hati supaya tidak tergelincir jatuh.
Pak Condo Subahyo yang memdampingi peserta Fam Trip menyarankan supaya tidak terburu-buru dan memforsir stamina. Karena jaraknya masih jauh dan medan sangat berat. "Kita harus bisa mengatur ritme. Jangan sampai nafas dan tenaga kita habis di tanjakan pertama. Berjalan santai saja,"sarannya.
Apa yang disampaikan Pak Condo ternyata benar adanya. Baru sampai tikungan pertama, satu peserta dari Thailand dan tiga dari Indonesia sudah tidak mampu melanjutkan perjalanan. Mereka memilih berhenti di tanjakan pertama.
Sementara peserta yang lain terus melanjutkan perjalanan. Meski harus berhenti beberapa kali karena memang sangat kelelahan.
Tapi kelelahan dan keputus asaan mulai hilang ketika mendekati puncak. Keindahan kawasan TNK mulai terlihat. Rasanya ingin cepat-cepat sampai puncak. Peserta juga mulai asyik berfoto untuk mengabadikan keindahan alam yang ada.
Dan akhirnya, setelah kurang lebih 20 menit berjuang, rombongan pun sampai dipuncak. Sangat luar biasa sekali. Kita seperti sedang berada di surga kecil yang ada di muka bumi. Berada di puncak bukit yang diapit oleh tiga teluk yang cantik dengan air berwarna biru.
Dari puncak Pulau Komodo, Gili Lawa dan Batu Bolong nampak jelas.
Seakan tak sabar dan hilang semua rasa lelah, peserta Fam Trip dari Thailand dan Indonesia pun langsung mengabadikan keindahan alam tersebut. Bahkan setelah sekitar 30 menit di puncak, rasanya nggak ingin turun lagi.
Tapi karena harus melanjutkan kegiatan lagi, peserta Fam Trip harus turun juga. Saat menuruni puncak Pulau Padar, kita harus ekstra hati-hati. Kalau tidak kita bisa tergelincir.
(*)