Sukses

Jangan Bergantung pada Gelang Fitness Tracker. Ini Alasannya

Inilah alasan mengapa tak boleh terlalu bergantung pada gelang fitness tracker.

Liputan6.com, Jakarta Tak seperti yang dikira, gelang fitness tracker ternyata bukan gadget yang ampuh untuk program menurunkan berat badan. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association, peneliti dari University of Pittsburgh menghabiskan waktu dua tahun untuk mengamati 470 kasus kelebihan berat badan dengan responden berusia antara 18 hingga 35 tahun.

Dilansir dari elle.com, Kamis (22/9/2016), para responden ini diminta untuk melakukan diet rendah kalori, serta meningkatkan aktivitas fisik hingga 100 – 300 menit setiap minggunya. Setiap harinya, mereka diminta untuk membuat catatan harian tentang makanan apa saja yang dikonsumsi hari itu dan latihan yang dilakukan. Selama masa eksperimen, mereka juga diberikan sesi konseling. Setelah beberapa waktu, semuanya mengaku berhasil turunkan berat badan.

Setelah 6 bulan, sebagian responden diminta untuk menggunakan gelang fitness tracker. Mereka yang tidak mengenakan gelang fitness tracker, turun berat badan rata-rata 6 kg (dari berat 95 kg menjadi hingga 89 kg). Sementara itu, mereka yang mengenakan gelang selama 18 bulan berturut-turut, turun berat badan hanya sekitar 3 kg (dari 96 kg menjadi 93 kg).

Mengapa demikian? “Fitness trackers diperkirakan memberikan rasa aman yang palsu,” tulis John Jakicic, Ph.D, ilmuwan yang mengepalai riset tersebut. Ia menambahkan, saat mengenakan gelang ini, orang menjadi lengah, lebih terpaku pada angka-angka yang tertera di gadget dan bukannya fokus memperhatikan perilaku dan kebiasaan yang seharusnya dilakukan. “Makanya, penurunan berat badan mereka tak sebanyak teman-temannya yang lain yang tak mengenakan gelang,” ungkap John.

(Ficky Yusrini)