Sukses

Pasangan yang Jarang Unggah Status di Medsos Lebih Bahagia?

Simak 6 alasan mengapa pasangan yang jarang unggah status di media sosial lebih bahagia.

Liputan6.com, Jakarta Di era Facebook dan Instagram, status di media sosial adalah jendela hidup. Tak hanya untuk aktivitas sehari-hari, tapi juga untuk ranah hubungan cinta.

Belum lengkap rasanya kemesraan dan kebersamaan dengan pasangan kalau belum dibagikan di status Facebook. Tanpa status dan share, rasanya momen indah itu terlewat begitu saja. Di Facebook, kita bisa tahu kalau seseorang baru jadian, sedang kencan, anniversary, baru bertengkar, atau bahkan putus atau bercerai.

Seperti yang dilansir dari Bustle pada Kamis (29/9/2016), ada 6 alasan pasangan yang jarang mengunggah status dan mengumbar kemesraan di Facebook lebih bahagia ketimbang mereka yang jarak melakukan hal tersebut.

1. Seringkali apa yang Anda rasakan sebetulnya kebalikan dari apa yang Anda perlihatkan ke orang lain dan dilihat oleh orang lain. Misalnya, ketika Anda mengunggah foto Anda yang tampak bahagia sedang berkencan dengan si dia di kafe yang sedang ngetren. Ketika orang lain melihat foto tersebut dan menyangka bahwa hubungan Anda berdua pasti menyenangkan, Anda pun merasa puas.

2. Ketika hidup seseorang bahagia (atau dalam hubungannya dengan pasangan bahagia) maka ia menjadi lebih mementingkan hal lain ketimbang sibuk mengunggah status atau foto di media sosial. Memamerkan foto mesra bukan lagi menjadi hal penting bagi pasangan yang bahagia.

3. Pasangan yang menyimpan rapat konflik di antara mereka sebagai rahasia offline biasanya hubungannya lebih sehat, ketimbang pasangan yang mengumbarnya. Ingat pertengkaran Egi Jhon dengan artis Marshanda yang menjadi trending topic beberapa waktu lalu, lantaran salah satu pihak menjelek-jelekkan keburukan pasangan di status Instagramnya? Hal itu tentunya tak ingin Anda alami, bukan? Tak ada satupun orang yang rela aibnya diumbar ke keluarga, teman, bahkan jika sudah viral di media sosial menjadi konsumsi publik (seluruh dunia).

4. Keintiman itu didapatkan dari dua pihak, tidak memerlukan validasi dari pihak luar. Kebahagiaan itu terletak pada kebersamaan dan komitmen yang dijalin. Mereka sudah cukup senang bisa berduaan, tanpa perlu mengunggah foto berdua.

5. Pasangan yang bahagia tak butuh pembuktian. Tak perlu memanfaatkan pasangan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka adalah pasangan serasi, dan seluruh dunia bisa melihat betapa serasinya mereka.

6. Riset menunjukkan bahwa orang yang lebih sedikit mengecek media sosial lebih bahagia ketimbang mereka yang lebih sering mengecek. Meningkatnya angka depresi belakangan ini sering dikaitkan juga dengan meningkatnya kecanduan seseorang pada media sosial. Kecanduan mengunggah maupun memeriksa timeline juga terkait dengan gangguan mental. Tak heran, ‘gangguan’ ini juga merasuk ke ranah hubungan cinta.

(Ficky Yusrini)