Liputan6.com, Jakarta Tak ada kata berhenti bagi Dikna Faradiba untuk mengibarkan Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia ke mana saja. Setelah selesai bertugas sebagai posisi Putri Pariwisata, alumnus Universitas Pancasila itu langsung menatap ajang Miss Tourism International 2016 di Malaysia. Di ajang putri pariwisata sejagad itu, Dikna tampil dengan bendera Indonesia.
Pentas Miss Tourism International itu sendiri dilangsungkan, 31 Desember 2016. Dikna tertantang untuk oleh statemen Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang sering disampaikan, bahwa Indonesia potensi mengalahkan rival-rivalnya dalam pariwisata. Agar menjadi global player, harus menggunakan global standar.
“Saya punya banyak waktu untuk mempersiapkannya, mohon doanya,” ungkap Dikna Faradiba, Sabtu (1/10).
Advertisement
Soal prestasi, Dikna termasuk salah satu putri yang sinarnya nyaris tak pernah redup. Beragam prestasi selalu setia mendampingi Dikna. Prestasi akademiknya cukup berkilau. Dari mulai Student Exchange Program University of Malaya 2013 hingga Student Exchange Program University of Malaya 2016 sudah pernah dilakoninya.
Non akademiknya? Juga terbilang wow. Gelar Go Girl Look 2010, Miss Indonesia NTT 2011, top 10 Miss Earth Indonesia 2014, Putri Pariwisata Indonesia 2015 hingga Duta Unicef Champion for Children pernah disambarnya. Tapi, gelar itu dirasa belum cukup. Gadis keturunan Afghanistan yang memiliki keluarga di Manokwari, Papua Barat itu ingin terus mengibarkan prestasi tinggi. Salah satunya, lewat ajang Miss Tourism International 2016.
“Ini sebenarnya bukan cita-cita saya. Saya bercita-cita menjadi diplomat. Tapi toh intinya sama, Putri Pariwisata juga mempromosikan pariwisata Indonesia. Tugasnya hamper mirip dengan diplomat,” lanjutnya.
Lantas mengapa Dikna begitu ngotot ingin tampil di Miss Tourism International? Mengapa juga harus lewat kontes putri kecantikan?
“Karena saya ingin mempengaruhi orang lain. Saya ingin semua orang di dunia melihat pariwisata Indonesia sebagai suatu brand yang disegani. Dan ajang Miss Tourism International bisa melakukan itu,” kata Dikna.
Ucapan Dikna tadi bukan mengada-ada. Semua pengalaman tadi, sudah dirasakan Dikna saat menjadi Putri Pariwisata 2015. Saat menjadi Putri Pariwisata, orang juga jadi lebih menghargai Dikna. Lebih menghargai pariwisata Indonesia lantaran ada role model.
“Contohnya ketika saya promosi di media social. Banyak respon positif dari yang lain,” kata Dikna.
Memang, ada pengorbanan yang harus dilakukan. Meski sudah lulus dari bangku perguruan tinggi, keinginan Dikna untuk melanjutkan studi S2 harus ditunda karena ajang ini. Namun Dikna merasa tak keberatan. Selama untuk Indonesia, dia mengaku tak masalah.
“Toh saya jadi bisa belajar dari komunikasi hingga pemasaran pariwisata, juga pemasaran diri. Bahkan saya sempat belajar atraksi dengan api agar dapat menyuguhkan bakat yang unik di Miss Tourism International. Bagi saya, yang terpenting orang-orang tahu dan kenal dengan Indonesia,” katanya.
(Adv)