Liputan6.com, Jakarta "Mungkin dia bukan jodohku,” begitulah ungkapan yang sering kita dengar setiap kali ada yang baru putus. Atau, kita sendiri pernah mengucapkannya. Sementara itu, orang-orang di sekitar Anda mungkin berpikir bahwa Anda dan si dia adalah pasangan yang sempurna. Tapi, entah kenapa, cinta sejati yang pernah singgah itu bisa tiba-tiba terhempas. Ke manakah larinya?
Psikolog Jed Diamond, seperti yang dirilis dari Brightside.me pada Rabu (12/10/2016), mengambil kesimpulan baru tentang tahapan cinta, dari penelitian yang dilakukannya selama 40 tahun, yang mengatakan bahwa mayoritas orang sebetulnya telah menemukan cinta sejatinya. Tapi masalahnya adalah pasangan ini tak bisa lagi bersama-sama dan tak bisa bertahan melewati lima tahap cinta sejati. Mayoritas orang hanya mencapai tahap ketiga. Yuk, cek, hubungan Anda sudah sampai di tahap mana.
Baca Juga
Jatuh cinta
Jatuh cinta adalah tahap ketika kita hidup dalam hormon penuh kebahagiaan. Segalanya yang tampak hanya yang indah-indah saja. Ini adalah tahapan di mana kita memproyeksikan segala hasrat dan mimpi kita pada pasangan. Pasangan di mata kita adalah sosok ideal, sempurna, tanpa cacat dan cela. Anda pun percaya, dia akan membuat hidup Anda lebih indah dan bahagia, dan segala harapan lainnya. Anda pun percaya segala yang dikatakannya. Sehingga, saran, suara-suara dari luar, maupun ‘antena kewaspadaan’ Anda tak bisa terdengar.
Advertisement
Jadian
Di tahap ini, cinta menjadi lebih kuat. Serangkaian kencan mengisi hari-hari Anda, hingga Anda dan si dia memutuskan untuk menikah. Kehadiran Anda menjadi penting dalam kehidupan pasangan, dan sebaliknya. Ini adalah tahapan penyatuan dan kebahagiaan. Di masa ini pula, biasanya masa-masa awal pernikahan dan kehadiran anak, yang pada akhirnya akan makin menguatkan hubungan Anda berdua. Anda merasa terlindungi dan dicintai oleh pasangan. Dan, Anda pun meyakini bahwa Anda telah menemukan Mr.Right Anda. Penyatuan anda berdua adalah takdir.
Kekecewaan
ini adalah periode di mana harapan dan mimpi Anda terhempas. Pasangan menjadi sosok yang menjengkelkan. Ia seolah menjadi dirinya sendiri, sebelum bertemu dengan Anda, dan tidak sedikitpun menghargai Anda. Segala khayalan Anda tentang dia yang telah berubah, sirna. Anda merasa ingin terbebas darinya, atau malah mulai muncul keyakinan bahwa ia bukanlah pria yang tepat untuk Anda. Anda pun mulai berpikir, tidak ada gunanya menyiksa diri berada dalam hubungan cinta yang tak lagi menggairahkan.
Terbentuknya cinta yang nyata, yang lebih tahan lama
Jika Anda mau bersabar, Anda mungkin akan bisa melewati tahapan ketiga. Pikiran Anda telah terbebas dari ilusi tentang dia yang sempurna, yang akan mewujudkan segala harapan Anda. Perlahan Anda menyadari, orang yang ada di hadapan Anda bukanlah sosok yang Anda bayangkan, tetapi orang yang nyata, dengan segala kekurangan dan kelemahannya. Itulah sosok yang harus Anda terima.
Menggunakan ‘penyatuan’ untuk mengubah dunia
Setelah Anda menyadari dan melewati segala kekecewaan, Anda akan menemukan koneksi yang dalam dan kuat dengan pasangan. Anda akan mencapai tahap bahwa Anda berdua sebetulnya punya kekuatan untuk mengubah dunia. Anda disatukan dengannya untuk berpartner, untuk sebuah tujuan yang lebih besar. Bisa dalam bentuk bekerja bersama, menulis bareng, bisnis bareng, atau membuat sebuah proyek bersama, atau apa pun itu. Ketika Anda menjalankan fungsi saling mendukung menjadi satu kesatuan, Anda akan bisa mengatakan, ”100 persen dia adalah orang yang tepat untuk saya.”