Sukses

Modisnya Kain Sarung Muda-mudi Myanmar yang Dipakai ke Mana Saja

Jika anak muda Indonesia lebih memilih pakai jeans, muda-mudi di Myanmar tampil modis dengan sarung longyi ke mana saja

Liputan6.com, Jakarta Jika anak muda di Indonesia sering terlihat menggunakan jeans bermerek, maka jauh di utara Asia Tenggara, tepatnya Myanmar, ada pemandangan berbeda. Para muda-mudi di Myanmar justu lebih sering memakai sarung khas mereka ketika beraktivitas sehari-hari.

Longyi, itulah nama sebuah kain panjang yang berukuran panjang rata-rata 2 meter dan lebar 80 cm. Baik tua, muda, hingga anak-anak memakai longyi di berbagai kesempatan. Maka tidak heran bila mulai dari pasar tradisional, taman, hingga perkantoran dipenuhi orang-orang yang memakai longyi.

Ternyata ada perbedaan longyi untuk laki-laki dan perempuan dari motif dan cara pemakaiannya. Untuk laki-laki, mereka menggunakan longyi yang bernama paso. Paso memiliki warna gelap dan maskulin seperti hitam, cokelat, abu-abu, dan biru tua serta dipenuhi motif kotak-kotak seperti sarung di Indonesia. Cara pemakaiannya yaitu diikat sekali di depan.

Untuk wanita, mereka menggunakan longyi yang bernama htamain dengan berbagai warna cerah seperti kuning, merah, hijau, dan dipenuhi motif bunga-bunga. Cara pemakaian htamain untuk perempuan dengan cara digulung dan diselipkan ujungnya di bagian pinggang, lalu dilipat beberapa kali sama seperti memakai sarung di Indonesia.

Selain sebagai pakaian tradisional, kain longyi juga menjadi incaran turis yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Myanmar. Dengan harga sekitar 2.000 hingga 3.000 kyat atau sekitar 20 ribu hingga 30 ribu rupiah, kain ini sudah bisa dibawa pulang. Tertarik mencoba?Â