Sukses

Demi Promosi, Pria Sumbawa Nekat Buka Toko Batu Akik

Sumbawa memiliki mineral yang bagus terutama dari bebatuan. Hampir seluruh batu yang langka itu ada di pulau ini.

Liputan6.com, Sumbawa Batu akik tak secemerlang setahun lalu. Dulu bisa dikatakan siapapun pasti memiliki batu yang dipoles menjadi mata cincin ini. Hampir di setiap lorong rumah, dan di pertokoan tampak kemerlip lampu etalase yang berisi batu akik berwarna warni.

Namun, saat ini semuanya berubah, batu alam yang dipoles cantik dengan gagang cincin yang bermacam-macam ini hampir tak dikenakan banyak orang. Hanya orang-orang tertentu saja yang masih mempertahankannya.

Di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) salah seorang pemuda tetap nekat membuka gerai batu miliknya di tengah lesunya peminat. Ia bahkan masih melakukan aktivitas seputar batu, mulai dari memoles hingga menjadikannya mata cincin, di tengah industri batu akik yang makin anjlok.

Ditemui di gerai Sazara Gems miliknya yang terletak di Labuhan Badas, Sumbawa Besar, pemuda yang bernama lengkap Syaugi Muhammad ini mengaku tetap membuka gerai batu akik karena menurutnya batu akik Sumbawa merupakan salah satu mineral alam Sumbawa yang bisa dipromosikan.

“Saya tetap membuka gerai batu akik ini sebenarnya lebih ke ajang promosi daerah Sumbawa. Saya ingin memperkenalkan ke khal layak banyak bahwa kandungan mineral Sumbawa ini sangat bagus,” ucap Syaugi, ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Koleksi batunya pun lumayan banyak dan beragam. Mulai dari batu akik biasa, batu akik istimewa seperti batu perindu dan bacan Sumbawa, hingga batu berkelas seperti batu Chryscola Chalsedony yang berwarna hijau kebiruan.

Di bagian depan gerainya terdapat kolam berukuran 2 meter yang berisi segala jenis bebatuan. Sehingga siapapun yang datang bisa memilih sendiri batu yang ingin dipoles.

Uniknya lagi, di Gerainya tak hanya ditampilkan jenis batu tersebut namun juga ada notes penjelasan tentang keunikan dan khasiat batu yang dijual itu. Seperti batu Natural Sphalerit yang diketahui sebagai jenis bebatuan yang sangat langka dan diminati oleh orang asing.

Di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) salah seorang pemuda tetap nekat membuka gerai batu miliknya di tengah lesunya peminat. Foto: Hans Bahanan.

"Batu Natural Sphalerit itu batu langka. Banyak yang mengira batu ini hanya ada di luar negeri saja sedangkan batu ini ada juga di Sumbawa. Disini kami menyebut batu ini dengann ama Black Majid, karena pertama kali ditemukan oleh bapak Majid," tutur Syaugi sambil menunjuk notes.

Syaugi mengaku akan tetap membuka tokonya meskipun jarang ada yang minat. Sebab, ia tak semata mata ingin berjualan melainkan hanya sebatas promosi karena ia menilai batu akik Sumbawa ini merupakan ikon utama pulau Sumbawa yang bisa dijual dan sehingga harus dipertahankan popularitasnya.

Bahkan dia berencana akan mengusulkan ke pemerintah setempat untuk mengangkat kembali popularitas batu akik Sumbawa seperti sebelumnya, karena menurutnya ekonomi masyarakat akan tumbuh jika aktifitas ini mulai dikembangkan lagi.

"Sumbawa ini memiliki mineral yang bagus terutama dari bebatuan. Hampir seluruh batu yang langka itu ada di pulau ini. Jadi saya berharap pemerintah tetap menjaga popularitas batu Sumbawa ini sehingga tidak menutup kemungkinan jika batu akik Sumbawa bisa mengangkat ekonomi masyarakatnya," tutup Syaugi.