Sukses

Bob Dylan, Penyair yang Berkedok Musikus

Penghargaan Nobel Sastra 2016 baru saja diberikan kepada musikus Amerika yang kerap menulis lirik bernada puitis, Bob Dylan.

Liputan6.com, Jakarta Penghargaan Nobel Sastra 2016 baru saja diberikan kepada musikus Amerika yang kerap menulis lirik bernada puitis, Bob Dylan. Pemberian penghargaan tertinggi di bidang seni sastra ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, banyak kritikus sastra menganggap pria bernama asli Robert Allen Zimmerman ini adalah penemu “new expression poetic” dalam tradisi lagu-lagu Amerika.

Lahir pada 24 Mei 1941, Bob Dylan mengawali karier seninya di bidang musik dengan lagu-lagu berlirik protes sosial. Lagu berjudul "Blow In The Wind" dan "The Times They are A Changing" menjadi karya fenomenalnya yang secara eksplisit menolak perang dan mendukung hak sipil.

Sara Danius, perwakilan dari Swedish Academy, lembaga yang berwenang memberikan penghargaan Nobel Sastra, seperti yang dikutip dari dw.com, Jumat (14/10/2016) mengatakan, selama lebih dari 50 tahun, Dylan telah menciptakan karya baru yang menciptakan identitas baru, termasuk dalam seni sastra yang ada pada lirik-lirik lagunya.

Bahkan penyair sekaliber Sir Andrew Motion menganggap lirik-lirik gubahan Bob Dylan adalah puisi yang sebenarnya. “Terkadang terlihat jelas kemampuannya menciptakan rima yang luar biasa pada lagi-lagu gubahannya. Saya melihat tak jarang terdengar kata-kata tersusun baik, puitis, dan dengan urutan yang tepat,” kata Andrew.

Bob Dylan menjadi musikus pertama yang mendapat penghargaan Nobel Sastra. Sepanjang sejarahnya, sejak 1901, penghargaan Nobel Sastra selalu diberikan pada mereka yang benar-benar sastrawan. Fenomena ini menunjukkan, siapa pun bisa mendapatkan Nobel Sstra, atau memang dunia sedang kekurangan sastrawan bermutu saat ini?

 

Video Terkini