Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah ruangan bawah tanah di Arbin, lingkungan yang dikuasai oleh pemberontak di pinggiran Damaskus, Suriah, banyak terdapat tawa anak-anak yang sedang bersenang-senang di sini, bergema sampai ke dunia yang telah di dominasi oleh kehancuran dan perang yang terjadi lebih dari lima tahun terakhir.
Selamat datang di Childhood Land, taman bermain darurat di mana anak-anak dapat bermain, menaiki ayunan dan komidi putar, dan bercengkerama dengan teman sebayanya.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari TIME, pada Rabu (19/10/2016), taman bermain ini dibangun lebih dari 18 bulan yang lalu oleh para relawan, dalam skala kecil, taman hiburan yang ada di bawah tanah ini menawarkan hiburan yang sangat dibutuhkan anak-anak yang selama ini selalu terjebak dalam baku tembang dari konflik yang sedang berlangsung.
"Begitu banyak anak-anak telah menderita karena krisis di Suriah, telah ada begitu banyak masalah psikologis yang diderita mereka," kata Mohammed Badra, seorang fotografer. "Arsitek dari taman bermain ini, Yassen, mengatakan bahwa karena kita tidak bisa memberikan anak-anak permen dan makanan, setidaknya kami dapat memberi mereka beberapa kebahagiaan."
Badra mengetahui ada Childhood Land ketika ia bekerja untuk Syrian Red Crescent sebagai relawan pertolongan pertama. "Saya tahu beberapa tempat seperti ini yang dibuat untuk anak-anak," kata Badra. "Saya dapat mengatakan bahwa tidak ada anak di Suriah yang tidak terkena dampak dari krisis yang terjadi di sini. Saya pikir taman bermain ini sangat penting bagi mereka. Saya menganggap ini adalah sebuah rumah sakit untuk mengembalikan semangat mereka."
Taman bermain ini juga sangat membantu orang tua yang ada di sini, di mana mereka dapat memberikan hiburan kepada anak-anak mereka yang selama ini selalu diliputi rasa ketakutan dan kekhawatiran "Para ayah melihat anak-anak mereka kembali tertawa saat berada di sini. Itu merupakan hal yang sangat penting dalam hidup mereka."
Untuk Badra, fokus pada Childhood Land juga merupakan bagian dari pendekatannya untuk meliput konflik yang terjadi di Suriah, perubahan pada dirinya dimulai ketika di bawah bimbingan editornya, Oliver Weiken. "Saya benar-benar ingin membuat gambar baru tentang kehidupan sehari-hari di Suriah," katanya. "Hidup di sini tidak hanya tentang kehancuran. Setelah beberapa pembantaian yang terjadi di sini, saya pikir foto seorang anak tertawa atau tersenyum adalah foto yang bagus untuk dilihat. Ini adalah hal yang sangat berharga."
(Achmad Rully P)