Sukses

Ternyata Bangun Siang di Akhir Pekan Justru Buat Anda Makin Lelah

Ingin 'membayar' waktu tidur di akhir pekan dengan bangun siang? Kenyataannya, hal tersebut justru akan bikin Anda makin capek.

Liputan6.com, Jakarta Tidur sampai siang di akhir pekan adalah ritual yang dilakukan banyak orang. Berharap untuk 'membayar' waktu tidur yang kurang di hari kerja, namun hal ini justru akan membuat Anda merasa makin lelah.

 

Bagi sebagian orang, tidur restoratif hanya bisa didapatkan saat akhir pekan, seperti yang dilansir dari Askmen.com pada Rabu (2/11/2016). Namun para peneliti tidur semakin melihat bukti bahwa tidur sampai siang, bahkan sampai sore, hanya akan membuat Anda semakin lelah dan dapat merusak akhir pekan Anda.

Para peneliti seakan-akan ingin merebut kenikmatan tidur sampai siang di akhir pekan, terutama setelah 5 hari bekerja yang melelahkan. Mungkin ada dari Anda yang masih harus bekerja di hari Sabtu, jadi tak heran bayangan untuk menghabiskan waktu di atas ranjang hingga Minggu sore adalah cita-cita banyak orang. 

Bjorn Bjorvatn, seorang ahli tidur dari University of Bergen, Norwegia, mengakui jarang menghabiskan waktu keluar hingga larut malam di akhir pekan. Walaupun demikian, tak ada satu pun alasan tepat yang membenarkan Anda untuk tidur hingga siang atau sore hari.

"Anda sebaiknya bangun dan tidur di waktu yang sama setiap hari. Jika Anda bangun tidur di siang hari saat akhir pekan, akan membutuhkan waktu mengembalikan ritme Anda kembali seperti semula," Bjorn Bjorvatn menjelaskan. Penjelasan ini juga dikuatkan oleh sebuah artikel karangan Susana Jernelov dari Karolinska Institue di Swedia yang menyampaikan fakta bahwa tidur sampai siang satu kali saja akan merusak ritme circadian tubuh yang menyebabkan efek jetlag. 

Fakta lain bagi Anda penggemar bangun siang di akhir pekan adalah penemuan dari studi yang dilakukan oleh Cambridge University selama 10 tahun. Studi yang dilakukan pada 10 ribu orang yang berusia antara 42 hingga 81 tahun ini menemukan bahwa orang-orang yang sering tidur dalam waktu lama memiliki kemungkinan lebih besar mengalami stroke sebanyak 46 persen.