Sukses

Kemenpar dan Operator Bandara Tandatangi Nota Kesepahaman

Untuk meningkatkan kunjungan wisata, Kemenpar bersama PT Angkasa Pura 1, PT Angkasa Pura II, dan AirNav menandatangani nota kesepaham.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata bersama PT Angkasa Pusa I, PT Angkasa Pura II, dan AirNav Indonesia baru saja menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, dan mendorong pergerakan wisatawan nusantara yang akan meningkat menjadi 20 juta wisman dan 275 juta pergerakan wisnus pada 2019.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S Baskoro, Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dan Direktur Utama Airnaz Indonesia Bambang Tjahyono. Penandatangan yang dilakukan di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Kamis (3/11/2016), disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Arieh Yahya dalam pernyataannya mengatakan, “Inilah yang saya sering sebut Indonesian in Corporated, saya katakan bahwa seats capacity kita kurang banyak sekali. Jadi kalau ingin mencapai 20 juta wisman kita harus menyediakan 30 juta seats capacity. Sekarang baru ada 20 jt, itu hanya cukup untuk 12 juta wisman., sehingga dalam tiga tahun ke depan kita kurang 10 juta. Nah ini yang sering kita bicarakan bersama Kemenpar dengan rekan-rekan Angkasa Pura 1, Angkasa Pura 2, dan AirNav.”

Lebih jauh Menteri Arief mengatakan, keberhasilan pariwisata Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaannya jumlah seat pesawat, karena 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara.

“Kunjungan wisman sangat bergantung pada airlines. Melalui MoU ini sebagai upaya mendorong AP I, AP II, AirNav Indonesia serta airlines untuk meningkatkan kontribusinya dalam pencapaian target kunjungan 20 juta wisman serta pergerakan 275 juta wisnus di Tanah Air pada 2019 mendatang,” katanya.

Untuk memperoleh tambahan seats penerbangan internasional tersebut, Menteri Arief mengatakan perlu dilakukan upaya bersama dengan rumus 3A, yaitu Airlines, Airports Air Navigation, dan Authorities, antara lain berupa kecukupan slot di bandara, kecukupan air service agreement (ketersediaan air traffic right), serta menambah direct flight berjadual melalui pembukaan rute baru, extra flight, maupun flight baru dari pasar wisman potensial.

Sejalan dengan himbauan Menteri Pariwisata, Danang S Baskoro, Dirut Angkasa Pusa 1 mengatakan, “Seperti tadi himbauan Pak Menteri kami akan segera menyiapkan langkah-langkah untuk bukan lagi mendukung, kita menyiapkan langkah-langkah agar seats capacity bisa mencapai lebih tinggi. Yang bisa kita lakukan jangka pendek, seperti yang tadi saya bilang kita akan menambah jam penerbangan. Ini akan kami koordinasikan ke seluruh bandara yang dikelola AP 1.”

Untuk memenuhi seats capacity, Angkasa Pura 1 juga mengambil langkah slot management, yaitu dengan mengganti pesawat-pesawat kecil dengan yang lebih besar terutama di destinasi prioritas, seperti di Bali.

“Demi kepentingan pariwisata, kalau bisa pesawat-pesawat kecil dibandingkan dengan permintaan pesawat yang besar, yang kecil ngalah. Yang kecil di Lombok lah, kita kan punya bandara juga di Lombok. Ini cara-cara yang segera kami akan lakukan,” kata Danang. 

Sementara itu, dalam komitmennya memajukan pariwisata, Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, penambahan direct flight dan selain slot manajemen, services juga menjadi bagian penting.

“Kita konsen dengan penerbangan yang menuju destinasi-destinasi baru. Misal kita punya bandara Silangit, kita sudah gak memikirkan lagi itu punya profit atau tidak, yang kita pikirkan pengembangan wisata dan geopark tourism yang ada di dalamnya,” ungkap Awaluddin.