Liputan6.com, Jakarta Media sosial telah membuat perubahan yang signifikan dalam hidup kita. Begitu juga dalam hal percintaan. Tak sedikit yang bertemu dengan jodoh lewat media sosial, bisa menjadi lebih intim, namun juga tak sedikit yang dilanda badai asmara.
Apa yang Anda tampilkan adalah apa yang dilihat oleh orang lain. Orang bisa saja menghujani like, favorite, atau me-retweet sebanyak mungkin, ketika Anda mengunggah foto atau menulis status tentang pasangan, lantas menobatkan Anda sebagai relationship goal mereka. Akan tetapi, yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi di antara Anda dan pasangan hanyalah Anda berdua.
Baca Juga
Lebih serius memikirkan foto mana yang perlu diunggah ketimbang memikirkan cara untuk membuat hubungan menjadi lebih mesra. Harus diakui, punya foto berdua dengan pasangan memang sangat menyenangkan (dan membanggakan). Makan bareng di restoran, nonton bioskop, pergi kondangan, baju senada, karaoke di mobil, dan banyak lagi momen lainnya yang sayang jika tak diabadikan. Dalam setiap momen, kita pun lantas sibuk untuk memotret, lalu memilah dan memilih foto mana yang akan kita unggah segera. Sebegitu niatnya, sampai-sampai seringkali orang melupakan esensi dari keintiman dan usaha merawat keintiman itu sendiri, bukan mengejar banyaknya "like"Â dan pengakuan dari publik.
Unggah foto berdua terlalu sering bisa membuat kita kebablasan. Awalnya unggah sesekali, mendapat banyak komentar dan pujian dari orang lain tanpa sadar membuat kita terlena dan ingin selalu unggah. Tahukah Anda, orang lain juga bisa terganggu dengan status kita yang mengumbar PDA (Public Display Affection) atau keintiman di media sosial. Sayang kan, kalau sampai kehilangan teman, gara-gara di unfriend atau unfollow mereka?
Advertisement
Memicu terlalu banyak kekhawatiran. Sibuk memantau media sosial dan aktivitas pasangan di online juga bisa berakibat buruk pada hubungan. Bagaimana jika pasangan memberi "like"Â pada foto profil temannya yang perempuan? Pasangan mendapat mention dari perempuan yang mengagumi kesuksesannya? Dan banyak lagi jenis kecemburuan yang bisa muncul karena aktivitas media sosial, yang mungkin sebetulnya tidak mengarah pada perselingkuhan.
Media penyaluran tentang apa yang dirasakan pindah ke status media sosial. Grafik cinta bisa naik dan turun adalah hal yang wajar. Perasaan kita bisa berubah-ubah, seiring mood. Itulah kenapa, penting sekali saling mengkomunikasikan apa yang sedang kita rasakan dengan pasangan. Apa yang kita sukai dan tidak kita sukai dari pasangan. Namun, sayangnya, komunikasi ini telah banyak digantikan oleh update status. Hubungan Anda dan pasangan pun ibarat open book, yang sudah diketahui semua orang. Malah kadang, bukannya pasangan yang tahu masalah Anda, malah publik lebih tahu duluan.
Pertengkaran rentan pindah ke online. Argumentasi dan konflik biasa terjadi dalam hubungan asmara. Hal ini tidak perlu ditakutkan, sebab tidak semua konflik itu berarti "akhir dunia". Dengan catatan, hindari pertengkaran itu berpindah ke media sosial. Apalagi, kalau sampai membuka keburukan pasangan.Â
Ficky Yusrini