Liputan6.com, Jakarta Kelahiran adik baru bisa menjadi hal sulit bagi si kakak, apalagi bagi anak yang masih berusia 1-5 tahun. Kehadiran adik baru mengubah rutinitas dalam keluarga. Orang tua disibukkan dengan banyak kegiatan baru seperti memandikan, menyusui, mengganti popok, menenangkan saat bayi rewel, dan sebagainya. Padahal sebelum si bayi lahir, ibu dan ayah banyak meluangkan waktu untuk bermain bersama si kakak. Si kakak akan menganggap bahwa si bayi telah merebut waktu dan perhatian ayah dan ibunya.
Kecemburuan tersebut bisa menyebabkan si kakak membenci adik barunya. Rasa cemburu tersebut kemudian diekspresikan si kakak dengan melakukan hal-hal yang mengganggu, misalnya menyakiti adik, rewel, banyak maunya, cengeng, hingga marah-marah. Ia melakukan hal-hal tersebut karena masih terlalu kecil untuk memahami kehadiran adik baru. Ia juga belum mengerti bagaimana cara mengekspresikan kecemburuan itu tanpa menyakiti si bayi.
Baca Juga
Berikut adalah hal-hal yang bisa digunakan orang tua agar si kakak bisa menerima si adik kecil di keluarga seperti dilansir dari laman kidsactivitiesblog.com, Rabu (9/11/2016).
Advertisement
1. Berikan pemahaman bahwa si bayi bukan hanya milik ibu dan ayahnya, tapi juga milik si kakak. Gunakan kata ‘kita’ ketika menyebut adiknya. Misalnya, gunakan kalimat “Adik kita mau makan, adik kita menangis.” Hal itu akan membuat si kakak ikut memiliki si bayi sehingga akan menumbuhkan rasa sayang. Orang tua bisa memberikan pemahaman bahwa si adik kecil ketika sudah besar nanti akan menjadi sahabat dan teman bermainnya.
2. Sering ajak mengobrol tentang adik bayinya. Topik obrolan bisa berupa hal-hal kecil yang dilakukan si bayi atau bentuk wajahnya. Misalnya ketika bayi menangis karena lapar. Si ibu bisa bertanya pada si kakak, “Wah, adik kita menangis karena lapar.” Lalu pancing dengan pertanyaan “Menurut kakak, dia mau apa ya? Si kakak kemungkinan akan menjawab “susu” lalu ajak si kakak menemani adiknya ketika menyusui.
3. Ketika si kakak mengekspresikan kecemburuannya dengan cara memukul atau menyakiti adiknya, jangan melabelinya nakal atau kalimat sejenisnya. Misalnya saat saat si kakak berlarian di sekitar bayi yang tertidur nyenyak dan menimbulkan suara berisik, si ibu bisa mengatakan “Bayi kita sedang lelah jadi dia tidur. Menurut kakak, apa yang harus kita lakukan” Mereka kemungkinan akan menjawab, “Kita harus diam.”
4. Libatkan si kakak dalam aktivitas mengurus bayi. Misalnya ketika mengganti popok atau memandikan bayi. Berikan tugas pada si kakak untuk memilih baju yang akan dipakai adiknya. Dengan cara itu si kakak akan merasa bahwa adik barunya sangat manis, lucu, dan membutuhkan dirinya sehingga dia akan dan memiliki perasaan melindungi adiknya. (Ana Fauziyah)