Liputan6.com, Jakarta Yu Djum atau Djuhariah, mungkin tidak akan menyangka masakan gudeg yang ia warisi dari ibunda akan menjadi sebuah usaha yang besar di Yogyakarta. Sosoknya yang sederhana dan pantang menyerah menjadi modal utama untuk menjajakan gudeg pada masyarakat Yogya saat ia berusia 17 tahun. Seiring waktu berlalu, gudeg yang disajikan di seluruh cabang Gudeg Yu Djum selalu dijaga kualitasnya oleh Yu Djum sendiri.
Banyak orang yang bercerita Gudeg Yu Djum memiliki resep rahasia yang membuat sajiannya terkenal di seantero negeri. Ternyata, rahasia kenikmatan gudeg ini berasal dari bahan-bahan berkualitas yang tersedia di Yogyakarta. Mulai dari pemilihan nangka atau gori yang dijadikan bahan dasar gudeg ini dipilih dari kawasan perkebunan Prembun Kebumen. Dalam sehari, Gudeg Yu Djum biasa memesan 1 kuintal gori untuk disajikan pada penggemar kuliner ini. Pada musim liburan, angka pemesanan ini bisa bertambah dua kali lipat.
Mulai dari tahun 1956 hingga saat ini, Gudeg Yu Djum selalu dimasak dengan cara tradisional. Penggunaan kayu bakar dan gerabah desa masih dipertahankan untuk menjamin kelezatan gudeg dari produksi hingga ke piring pengunjung. Bahkan Yu Djum sering membantu anak dan cucunya bekerja di dapur.
Advertisement
Tak disangka, bumbu gudeg yang menjadi rahasia dalam sajian Gudeg Yu Djum masih dikerjakan secara manual oleh para pelayan di dapur. Mereka memadukan santan kelapa yang dicampur dengan bumbu rempah-rempah yang dimasak dalam kuali besar di atas tungku kayu. Para pelayan dengan telaten mengaduk bumbu yang kemudian disebut Areh. Ketelatenan inilah rahasia yang disebarkan oleh Yu Djum kepada orang-orang yang membantunya sehingga usaha Gudeg Yu Djum bisa besar hingga saat ini.
Rahasia Gudeg Yu Djum
Di atas bara api kayu bakar ini nantinya seluruh bahan seperti tempe, tahu, krecek, daging ayam dan telur akan dicampurkan. Rahasia lainnya datang dari telur yang digunakan untuk memasak gudeg. Gudeg Yu Jum menggunakan telur bebek sebagai bahan gudeg karena lebih tahan lama terkena suhu tinggi dan lebih padat isinya dibanding dengan telur ayam.
Tak dinyana, proses yang panjang ini menghasilkan gudeg yang luar biasa nikmatnya. Bukan hanya masyarakat Yogya, tapi seantero nusantara juga membicarakannya. Bahkan salah satu cabangnya yang terkenal di Jalan Wijilan 31, Yogyakarta yang buka dari pukul 6 pagi hingga 10 malam, tidak pernah sepi pengunjung.
Empuknya krecek dan lembutnya nangka disertai aroma pedas dan gurih yang dirasakan dari Gudeg Yu Jum mampu menyihir para pecinta kuliner agar tetap menikmati sajian gudeg ini lagi dan lagi. Gurihnya ayam pada sajian ini juga meresap hingga ke tulang dan pas bila dijadikan buah tangan dari Yogyakarta untuk keluarga.
Namun kali ini Jogja dan para pecinta gudeg harus berduka. Karena Yu Djum, wanita tangguh yang telah menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya mengembangkan gudeg sebagai makanan khas Yogyakarta, telah berpulang pada 14 November 2016 ke pangkuan yang Maha Kuasa. Seperti yang diberitahukan akun twitter resmi @GudegYuDjum.
“Innalillahi wa Innaillaihi rojium, telah berpulang Ibu kami, Ibu Djuhariah (Yu Djum), Mohon doa, Semoga diterima segala amal ibadah beliau” cuit @GudegYuDjum.