Liputan6.com, Jakarta Pulau Morotai pasti sering mampir di telinga kita. Tapi, pernahkah ke sana? Posisinya di mana dalam peta? Mungkin banyak yang belum tahu, meskipun sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo dan dipublikasikan Menpar Arief Yahya sebagai salah satu dari 10 Bali Baru yang sedang digarap dan dikembangkan oleh Kemenpar.
Silakan Googling, ketik Morotai di Google Maps, maka Anda yang tinggal di Jakarta akan dibawa menuju 2.586 kilometer ke arah timur laut Indonesia, kanan atasnya Manado.
Anda akan menemukan pulau kecil di Provinsi Maluku Utara yang punya keindahan luar biasa hebat. Banyak atraksi bahari yang bisa dieksplorasi untuk wisata di sana. Salah satunya adalah Museum Morotai Perang Dunia II yang konon, namanya sudah mendunia. Museum itu baru saja punya koleksi tambahan yang diberikan langsung oleh pemerintah Amerika Serikat.
Advertisement
”Pada tanggal 7 November 2016 sudah diterima kiriman foto dari Amerika terkait Mac Arthur sebanyak 56 lembar. Dokumen, gambar dan semua pernak pernik terkait Perang Dunia II itu, akan disimpan di Museum Morotai, yang diharapkan menjadi salah satu unggulan wisata Morotai,” ujar Ketua Pokja Tim Percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Hiramsyah Sambudhy Thaib.
Selama ini, atraksi di Morotai adalah nature yang berbasis pada wisata bahari. Ada coastal zone dengan pantai pasir putih yang keren. Ada sea zone, antar pulau bagi yachters. Ada underwater, bagi yang suka keindahan bawah laut, baik snorkeling maupun diving.
“Koleksi Mac Arthur itu memperkuat atraksi Morotai dengan cerita sejarah dan foto-foto yang memberi arti penting dalam berwisata ke sana. Tidak hanya mendapatkan alam, tetapi juga pengetahuan,” kata Hiram yang mantan Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) itu.
Sekadar informasi, Indonesia memiliki hubungan kuat dengan Perang Dunia II, tepatnya di Pulau Morotai. Morotai pernah digunakan sebagai pangkalan perang pasukan Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II yang berlangsung tahun 1939 - 1945.
Bukti-bukti tersebut membuat pemerintah berupaya untuk mengabadikan sebagai cagar budaya Indonesia dan menjadi potensi pariwisata Indonesia. Museum Perang Dunia II diisi dengan replika alat-alat perang yang pernah digunakan pasukan Amerika yang sebagian sudah karam di perairan Morotai. Timbunan armada perang yang telah ditemukan pun akan dipamerkan di museum tersebut.
"Ada tank, kapal perang, dan semua komponen perang. Juga ada storyline perjalanan Perang Dunia II, Morotai dipakai sebagai basecamp Amerika di Morotai oleh Jendral Douglas MacArthur, ini sangat menarik sekali bagi wisatawan," ujar Hiramsyah.
Untuk atraksi, PIC Morotai Pokja Tim Percepatan 10 Top Destinasi Kemenpar, Ari Surhendro juga menambahkan saat ini banyak tempat yang bisa diliput, dari Daya Tarik Wisata Alam, Budaya, dan Buatan. ”Selain Museum Morotai yang sudah mendunia, Kami juga menyiapkan atraksi tingkat dunia tahun 2019, berdasarkan pengalaman “Wonderful Morotai Islands Festival atau WMIF 2016 September-Oktober 2016 lalu. Saat ini kami akan improvement untuk menghadapi WMIF 2017. Kita sudah siapkan sejak dini,” ujar Ari.
”Berdasar evaluasi WMIF 2016, salah satu kegiatan yang akan ditingkatkan untuk WMIF 2017 adalah menggalakkan kesenian atau budaya lokal Morotai seperti tarian cakalele, tarian tide-tide, musik yangere, dan sebagainya,” ujar Ari.
Menurut dia, Morotai punya peran penting dalam sejarah Perang Dunia II. Di sana terdapat tujuh landasan pesawat, Pitu Street, sebagai saksi sejarah yang digunakan Amerika Serikat untuk pendaratan pesawat tempur. Ini sejarah yang sangat menarik.
Data yang dihimpun dari berbagai sumber, sejarah itu bermula pada September 1944, ketika Jenderal Douglas MacArthur membawa ratusan pesawat Sekutu ke Morotai. MacArthur memilih pulau itu karena posisinya sangat dekat dengan Filipina dan berada di sisi Samudera Pasifik. Dalam waktu tiga bulan Morotai menjadi pulau militer.
Sebagai pusat konsolidasi pasukan Divisi VII Angkatan Perang Amerika Serikat yang tengah menaklukkan Jepang, MacArthur memboyong 3.000 pesawat tempur sekutu, terdiri dari pesawat angkut, pengebom, dan 63 batalion tempur ke Morotai. Hasilnya, Amerika dan Sekutu berhasil melumpuhkan Jepang melalui Filipina.
Peninggalan Perang Dunia II tidak hanya landasan pacu. Di Pulau Zum Zum, dekat dengan Morotai, terdapat bungker tentara Amerika Serikat. Dulu bungker ini menjadi tempat persembunyian senjata dan tentara Amerika. Sedangkan di antara hutan mangrove terdapat gua tempat tentara Jepang bertahan.
Kalau sempat menyelam di sekitar Pulau Zum Zum, Anda bisa melihat bangkai kapal selam milik tentara Jepang. Tapi jika tak bisa menyelam, Anda bisa datang ke Desa Mata Air yang letaknya tak jauh dari Pitu Street. Di mata air itu biasanya MacArthur mandi untuk membersihkan dirinya.Begitulah sejarah Perang Dunia II dilihat dari Pulau Morotai. Pulau kecil yang penuh cerita perang.
Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai sukses menempatkan diri pada posisi juara 1 sebagai Obyek Wisata baru terpopuler di Indonesia pada malam Penganugerahan Anugerah Pesona Indonesia tahun 2016 di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta pesona Kemenpar. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kemenpar sejak Mei-Agustus 2016, dengan konsep Vote dan kampanye digital melalui web tourism ayojalanjalan.com.
Pemenangnya pemilik dukungan terbanyak secara vote digital satu email satu suara dan disertai penilaian juri.
”Hal ini menjadi harapan dan spirit untuk pengembangan seluruh destinasi wisata di kabupaten Pulau Morotai sebagai destinasi prioritas Indonesia,”ujar Kadis pariwisata kebudayaan Morotai, Toni Hangewa.
(Adv)