Liputan6.com, Jakarta Anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang nota bene aparatur sipil negara harus menjaga kemajemukan bangsa dengan baik. Sebab, hal itu merupakan imbauan Presiden agar seluruh lapisan bangsa Indonesia menghargai dan menjamin kemajemukan tersebut. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan kebhinekaan.
Menurut Ketua Departeman Kerohanian pada Dewan Pengurus Korpri Nasional, Prof. Dr. HM Machasin MA, hal itu menjadi tugas aparatur sipil negara. Setiap aparatur sipil negara harus mematuhi imbauan tersebut. Pemerintah Indonesia, menurut Machasin, harus melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal itu tertuang pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Baca Juga
“Aparatur negara sebagai pelayan negara atau penyelenggara pemerintahan layak mendapat tugas tersebut,” ujar Machasin.
Advertisement
Lebih luas lagi, Korpri sebagai satu-satunya wadah aparatur negara juga ikut bertanggung jawab menjaga kemajemukan tersebut. Baik dalam hal keragaman suku maupun pemeluk agama yang ada.
Pria kelahiran Purworejo 13 Oktober 1956 itu menyatakan salah satu hal yang bisa diperbuat negara, melalui aparaturnya adalah melayani seluruh warga negara tanpa terkecuali. Tanpa membedakan suku, ras, agama, aliran, pendapat, kecenderungan politik dan sebagainya. Hal itu terutama saat melayani kebutuhan dasar warga Indonesia. Di luar itu, boleh ada pengecualian, namun harus dengan keputusan pengadilan.
Sebagai penjaga bangsa dan negara, Machasin menilai Korpri juga harus senantiasa mengingatkan aparatur negara agar menjadi perekat dan pemersatu bangsa. Perlu menjaga utuh prinsip-prinsip dalam Pancasila. Apalagi Indonesia memiliki kurang lebih 700-an suku dan 340-an bahasa daerah.
Sikap Korpri seperti itu bisa menjadi upaya antisipasi terjadinya gesekan dan konflik antar-umat beragama. Baik yang ditimbulkan dengan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) maupun isu sosial lainnya. Sebelumnya, presiden mengingatkan agar yang mayoritas sudi melindungi mereka yang minoritas. Sementara yang minoritas mau menghormati serta menghargai kelompok mayoritas.
Presiden mengharapkan jika persatuan dan kebersamaan kita dijaga maka energi kebersamaan, energi persatuan bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar. Khususnya, persoalan yang menjadi tantangan bangsa Indonesia di masa datang seperti kemiskinan, ketimpangan yang kaya dan miskin serta pengangguran.
Sementara itu, saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) III Korpri Nasional di Kalimantan Timur, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Korprki Nasional DR. Ir Bima Haria Wibisana menegaskan pemahaman yang utuh terhadap Alquran dapat membina karakter unggul pegawai negeri sipilyang tangguh menghadapi berbagai masalah.
Selain itu, bisa memupuk rasa kekeluargaan antar anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri).
Bima mengajak seluruh aparatur sipil negara yang juga anggota Korpri harus menjadikan Musabaqah Tilawatil Quran Korpri Nasional sebagai momentum untuk meningkatkan karakter bangsa yang unggul dan mulia. Untuk itu, kitab suci tersebut harus dijadikan rujukan dalam membangun Indonesia.
Pemahaman terhadap nilai-nilai universal Alquran, menurut Bima, bisa memberikan kontribusi membangun tatanan dunia yang aman, adil dan bermartabat.
(Adv)