Sukses

Indah, Batik Borobudur Lestarikan Corak Relief Candi Borobudur

Batik menjadi media untuk melestarikan relief asli yang ada di Candi Borobudur. Kreasi ini diciptakan oleh pengrajin yang ada di Borobudur.

Liputan6.com, Jakarta Batik, selembar kain yang memiliki sejuta makna ini sudah diakui dunia internasional. Menjadi salah satu warisan dunia oleh UNESCO, kini batik menjadi media untuk melestarikan relief asli yang ada di Candi Borobudur. Kreasi ini diciptakan oleh pengrajin yang ada di sekitar Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

“Dahulu kami juga sudah membuat batik dengan berbagai jenis seperti batik Pekalongan dan Jogja, namun setelah dibimbing oleh UNESCO, akhirnya para pembatik dari Desa Borobudur dan Desa Wanurejo berinovasi membuat Batik Borobudur yang memiliki corak asli dari relief Candi Borobudur,”ungkap Deni Rahayu Ningsing, Ketua Batik Borobudur di Museum Nasional, Kamis (8/12/2016).

Sejak dibimbing oleh UNESCO sejak tahun 2014, Batik Borobudur ini menjadi komoditas asli yang diciptakan dari kawasan Borobudur untuk para pendatang yang singgah. Hingga saat ini sudah sebelas motif yang dipatenkan sebagai corak khas Batik Borobudur. Motif favorit yang biasanya dicari oleh pembeli adalah Purnakalasa, Gelungan dan motif Medalion. Masing-masing motif memiliki makna yang berbeda-beda sesuai makna corak yang ada di candi.

Batik Borobudur, berikan keindahan dan wariskan kekayaan budaya dalam selembar kain

“Hingga saat ini, ada 10 orang yang ikut dalam kelompok batik di desa Borobudur. Selain membuat motif baru, kami juga membimbing generasi muda agar bisa membatik dan memberikan pelatihan untuk para wisatawan,” ujar Deni Rahayu.

Setelah dikembangkan, Batik Borobudur yang dibuat dengan teknik tulis ini memiliki pasar yang luas, dari Borobudur, hingga Magelang dan Yogyakarta. Setiap minggunya para pengrajin mampu membuat sebuah kain dengan corak khas. Bahkan karena permintaan kain yang terus berdatangan, kain yang belum diwarnai saja sudah dipesan untuk dibeli oleh pelanggan.

Batik Borobudur, berikan keindahan dan wariskan kekayaan budaya dalam selembar kain

Dengan harga rata-rata satu kain berkisar Rp 500 ribu, Batik Borobudur juga dikembangkan menjadi berbagai produk seperti kemeja, celana, hingga rok wanita. Karena usaha ini pula, para masyarakat di Borobudur sudah menikmati manfaatnya secara bertahap, dengan meningkatnya kapasitas produksi dan omset yang diterima sehingga lebih sejahtera dari sebelumnya.