Liputan6.com, Jakarta Mi instan memang menjadi primadona bagi mahasiswa yang sedang berada di masa akhir bulan. Selain harganya murah, rasanya juga beragam membuat mi instan menjadi pilihan bagus untuk keadaan apapun. Tetapi mengonsumsi mi instan setiap hari bisa meningkatkan berbagai resiko penyakit, karena berbagai kandungan buatan yang ada didalamnya. Untuk itu kenali akibat mengonsumsi mi instan, seperti yang dirilis dari lifehack.org, Jumat (16/12/2016).
Mi instan meningkatkan risiko sindrom metabolisme
Ternyata, mi instan diproduksi dengan cara penggorengan cepat dan diberi bumbu yang banyak mengandung monosodium glutamat, atau MSG. Ternyata kombinasi mi instan yang memiliki banyak karbohidrat dan MSG yang berlebihan akan mempercepat sindrom metabolisme di tubuh manusia yang berakibat buruk bagi kesehatan. Salah satu contohnya adalah penyakit diabetes akibat gula darah yang terlalu tinggi.
Baca Juga
Mi instan sulit di cerna
Mengapa mi instan tidak boleh dikonsumsi berlebihan, karena mi instan termasuk kategori makanan yang sulit dicerna. Zat yang menyebabkan hal ini adalah Tertiari-butil hidroquinon atauy THBQ yang berasal dari industri minyak. Fungsi dari THBQ adalah menjaga makanan agar tetap awet dan tidak membusuk. Hal ini mempengaruhi metabolisme sehingga organ tubuh cepat lelah untuk mencerna makanan yang sulit hancur ini. Terlalu banyak konsumsi THBQ juga merangsang perkembangan kanker dan tumor.
Advertisement
Mi instan mengandung bahan yang tidak boleh dikonsumsi tubuh
Secara tidak sadar, mi instan menyumbang peranan besar masuknya zat Benzopyrene yang sering ditemukan dalam batu bara dan limbah industri. Selain itu mi instan juga mengandung Bisphenol-A atau BPA dari kemasan styrofoam yang digunakan untuk wadah mi. Konsumsi BPA dapat menyebabkan hormone tidak seimbang, bahkan bisa menyebabkan kanker payudara.