Sukses

Obesesi Ortu Beri Anak Gadget Biar Pintar, Ini Kata Ahli

Para orangtua harus lebih bijak lagi dalam memberi gadget pada anak jika tak ingin mendapat risiko berbahaya ini

Liputan6.com, Jakarta Pastinya kita sering melihat anak-anak yang sudah jago mengoperasikan gadget dan main gim. Faktor terbesar anak kecanduan gadget tak lain dari orangtuanya sendiri.

Hal itu terlihat dari penelitian yang dilakukan mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia yang melihat dari prioritas alat permainan di Jakarta. Ternyata sebagian orangtua memberikan gadget karena menginginkan anaknya pintar.

"Gadget dijadikan pilihan pertama, disusul lego, balok-balok kontruktif, puzzle, dan lain lain. Mainan seperti boneka handuk yang lembut dan membantu mengatasi kecemasan anak justru tidak favorit dan menjadi pilihan terakhir orangtua," Psikolog keluarga Astrid WEN, MPsi, pendiri PION Clinition dan inisiator Theaplay Indonesia pada saat sesi curhat di acara diskusi Asuransi JAGADIRI dengan Forum NGOBRAS.

Psikolog keluarga Astrid WEN, MPsi, pendiri PION Clinition dan inisiator Theaplay Indonesia pada saat sesi curhat di acara diskusi Asuransi JAGADIRI dengan Forum NGOBRAS.

Menurut Astrid, boleh saja anak mengenal gadget namun tetap memperhatikan dua aspek yaitu konten (pornografi dan kekerasan) serta durasi. Kebanyakan anak menghabiskan waktu bermain gadget berjam-jam sehingga mengorbankan waktu untuk eksplorasi khas anak-anak seperti bergerak, berlari, dan berinteraksi dengan orang sekitar.

Kerugian lain bermain gadget tanpa terkontrol adalah waktu istirahat berkurang yang berdampak untuk perkembangan fisik, dan menurunkan kesempatan anak mengembangkan kemampaun berpikir.
“Pada akhirnya anak tidak tumbuh menjadi orang-orang yang dapat merefleksikan dan mengekspresikan diri,” jelas Astrid lagi.

Tanda-tanda anak sudah berlebihan menggunakan gadget yang mengarah pada kecanduan di antaranya lupa waktu, anak mudah marah saat permainannya diinterupsi, pekerjaan rumahnya terbengkalai atau tidak selesai, menarik diri dari ligkungan dan sering bermain gadget dengan cara sembunyi-sembunyi.

Terkait persepsi orangtua yang beranggapan anak menjadi lebih pintar karena terbiasa menggunakan gadget, Astrid menekankan bahwa pengenal gadget harus mengikuti aturan main. Penggunaan waktu layar elektronik (termasuk komputer dan televisi) yang disarankan adalah 30 – 60 menit per hari. Bahkan untuk anak usia 0 - 2 tahun, dilarang sama sekali.