Liputan6.com, Jakarta Event Crossborder Festival yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) betul-betul menciptakan simpul industri baru di perbatasan. Bukan sekedar menggelar event sporadis, yang hanya menciptakan crowds, tetapi membangun opportunity baru buat pelaku bisnis yang ingin mengembangkan usaha di sektor Pariwisata.
Restoran, café, souvenir, hotel, homestay, dan atraksi baru, bisa menjadi menjadi peluang baru yang bisa menghidupkan kawasan perbatasan. Salah satunya di Merauke, Jayapura, Papua. Kementerian dibawah Arief Yahya itu menyumbang ribuan wisman asal Papua Nugini (PNG) yang menyebrang ke Jayapura dan membelanjakan uangnya selama festival berlangsung.
Selama November-Desember 2016 saja, Merauke sudah diputar tiga Crossborder Festival yang diusung Kemenpar. Yakni Festival Crossborder Wonderful Indonesia di Kota Sota, 3 Desember 2016 dan dua kali di Kota Skouw, Jayapura yakni 10 November 2016 dan 22 November 2016.
Advertisement
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu yang didampingi Kepala Bidang Festival Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Adella Raung mengatakan, Festival di Merauke itu angkanya sangat mengejutkan di dua bulan terakhir.
Data Imigrasi, di Kota Skouw, Jayapura yakni 10 November 2016 berhasil mendatangkan 1500 Wisman PNG, dan 22 November 2015 ada 1652 Wisman PNG. Sedangkan di Kota Sota, 3 Desember 2016 disambangi 850 Wisman.
”Wisata perbatasan itu sangat seksi, sangat nikmat untuk dilakukan. Melihat budaya dan asli-nya Indonesia di perbatasan itu menjadi daya tarik tersendiri,” ujar Adella. Menurut dia, crossborder yang mensasar Wisman PNG itu sudah 7 kali.
Untuk Skouw sudah dilaksanakan sebanyak lima kali, perhelatan yang dilaksanakan selain bulan November yakni pada tanggal 21 Juni 2016 yang sukses mendatangkan 1800 Wisman PNG, 21 Juli 2016 yang berhasil mendatangkan 1400 Wisman PNG, dan pada tanggal 23 Agustus berhasil menorehkan angka kedatangan Wisman PNG sebanyak 1500 PNG. Sementara untuk di Sota digelar sebanyak 2 kali, untuk yang pertamanya digelar bertepatan dengan 17 Agustus 2016 dan sukses mendatangkan 1300 Wisman PNG.
”Kalau hari biasa Wisman PNG hanya berdagang dan melakukan kegiatan jual beli, angkanya paling 100 hingga 200 orang, namun ketika ada Festival, mereka akan berbondong-bondong datang, semoga jangan berhenti di 2016 saja event ini,” ujar Konsulat Jendral Republik Indonesia di Papua Nugini, Abraham Lebalauw.
Abraham mengaku senang dengan apa yang sudah dilakukan Kemenpar. Itu karena, baru kali ini pemerintah Indonesia melakukan cara cerdas untuk mendatangkan Wisman PNG dengan cara Crossborder.
”Kalau mereka membelanjakan uangnya, kita punya untung besar. Karena mata uang mereka lebih tinggi dari Rupiah. Dan produksi-produksi barang punya orang Indonesia itu lebih bagus dan berkualitas, mereka suka dengan industri kita,” kata Abraham.
Vinsensius Jemadu juga menambahkan, festival crossborder yang telah dilakukan Kemenpar adalah rangkaian kegiatan festival yang dilaksanakan sepanjang Juni hingga Desember 2016. Kata dia, Menpar Arief Yahya memang selalu mengingatkan agar crossborder itu bisa dioptimalkan untuk mengejar target 20 juta di 2019. Karena itu sejak sekarang harus sudah dibiasakan dengan berbagai aktivitas budaya dan manmade.
Amanat yang diutarakan oleh Menpar adalah bagaimana suasana menjadi ramai dulu, setelah itu baru dikembangkan sebagai destinasi baru. ”Festival ini diharapkan mampu menggerakkan iklim industri pariwisata di daerah terluar RI (baca: daerah terdepan, red) atau area perbatasan ini. Letak geografis dan kesamaan budaya dengan wilayah Papua, menjadikan Papua Nugini sebagai pasar yang sangat potensial. Makanya kami konsisten menggelar di tahun 2016,” ujarnya.
Di daerah-daerah tersebut terletak pintu perbatasan yang menghubungkan antara Indonesia dengan Papua Nugini. Kegiatan Festival yang akan dilakukan antara lain Promosi Wonderful Indonesia, bazaar, konser musik, hingga pertunjukkan seni dan budaya tradisional.
Menurut pria yang biasa disapa VJ itu, kegiatan ini merupakan salah satu strategi Kemenpar dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara dari negara tetangga (Papua Nugini) dan diharapkan mampu meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat perbatasan sehingga sektor riil melaju semakin kencang.
”Kami juga ingin kembangkan kerja sama ekonomi dengan negara tetangga yang saling menguntungkan. Karena memang selama ini border tourism terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pariwisata satu negara,” katanya.
Dinas Pariwisata Provinsi Papua juga senang dengan kegiatan Crossborder. Karena daerahnya sudah disambangi Wisman dengan berbondong-bondong. Kepala Seksi Pengembangan Prasarana Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Papua Hans B Menanti di Kota Jayapura, mengatakan Crossborder selalu sukses dilaksanakan.
“Kalau dari Skouw sangat dekat dengan Papua karena hanya tinggal nyebrang, kalau di Sota agak jauh berkilo-kilo jalan kaki. Namun salut untuk Kemenpar yang terus mencoba keduanya,”ujar Hans.
Sekadar informasi, ujung timur Indonesia berada di Merauke, Papua, yang berbatasan dengan Papua Nugini. Sebuah taman yang tertata apik akan menyambut siapapun yang pernah menginjakkan kaki di perbatasan RI-PNG itu.
Di Distrik Sota, Merauke, Papua, taman dengan nuansa warna merah putih itu tampak terawat dengan baik. Jajaran pohon rindang pun tampak menaungi sehingga mencipta keteduhan yang membuat nyaman. Lokasi taman itu dapat dicapai dari pusat kota Merauke dengan menggunakan mobil pribadi. Sekitar 1 jam sampai 1,5 jam adalah waktu yang dibutuhkan untuk sampai di lokasi taman tersebut.
Jalan yang ditempuh pun sudah beraspal meskipun terkadang lubang dan gelombang Pemandangan alam yang cantik pun menemani di sepanjang jalan.Sebelum memasuki taman tersebut, ada sebuah gapura yang bertuliskan 'Good Bye and See You Again Another Day' dengan hiasan burung garuda di atas gapura warna krem itu. Sejumlah bendera Merah Putih juga berdiri tegak di sekitar gapura tersebut
Di sekitar taman terdapat beberapa penjual kenang-kenangan seperti kaos, tas rajutan, hingga minyak kayu putih serta madu. Bangunan di taman tersebut juga dicat warna merah dan putih.Taman tersebut sebenarnya dirawat oleh Ipda Ma'ruf Suroto yang telah bertugas di Distrik Sota sejak tahun 1993.
Rumah polisi itu juga hanya sepelemparan batu dari taman tersebut. Namun sayangnya saat hendak dikunjungi, polisi itu tidak berada di lokasi.
Provinsi Papua yang terletak di ujung timur Indonesia berada pada pulau besar kedua di dunia setelah Pulau Greenland. Pulau besar kedua itu bernama Pulau New Guinea, yang terbagi menjadi dua, yakni sebelah barat yang merupakan wilayah Republik Indonesia (RI), dan sebelah timur negara PNG. Untuk menandai batas wilayah RI-PNG, dibangun tanda batas negara yang berbentuk pilar atau tugu perbatasan yang disebut pilar batas atau Meridian Monument (MM).
Kini, sudah terbangun 52 MM. Batas administrasi Provinsi Papua yakni, sebelah utara dengan Laut Pasifik, sebelah timur dengan PNG, sebelah barat dengan Provinsi Maluku, dan sebelah selatan dengan Australia dan PNG. Perbatasan daratan dengan PNG sepanjang kurang lebih 780 kilometer, dan berbatasan laut dengan PNG dan Australia di sebelah selatan pada tiga titik, dan sebelah utara pada dua titik.
Provinsi Papua juga berbatasan laut dengan Negara Republik Palau, yakni di sebelah utara pada Kabupaten Supiori tepatnya di Pulau Mapia (Pulau Padaido/Pulau Bras). Terdapat enam kabupaten/kota dan 26 distrik (Kecamatan) yang berbatasan langsung dengan negara lain. Di Kota Jayapura ibukota
Provinsi Papua, memiliki satu distrik yang berbatasan langsung dengan PNG, yakni Distrik Muara Tami.
Di Kabupaten Keerom terdapat lima distrik yang berbatasan langsung dengan PNG yakni Distrik Arso Timur, Web, Senggi, Waris dan Distrik Towe.Di Kabupaten Pegunungan Bintang terdapat delapan distrik yang bersebelahan dengan PNG, yakni Distrik Oksamoi, Iwur, Kiwirok Timur, Batom, Tarup, Murkim, Mafinop, dan Distrik Pepera.
Di Kabupaten Merauke terdapat empat distrik yang bertetangga dengan PNG yakni Distrik Mauken Jarai, Sota, Eli Gobel dan Distrik Ulilin. Di Kabupaten Supiori hanya dua distrik yang berdekatan dengan PNG yakni Distrik Supiori Utara, dan Supiori Barat.Di Kabupaten Boven Digoel terdapat enam distrik yang berbatasan langsung dengan negara tetangga PNG, yakni Distrik Kombut, Ninanti, Waropko, Sesnui, Ambatkwi, dan Distrik Subui.
Sebagaimana perbatasan negara, terutama yang berbatasan darat, selalu ada pasar di kawasan tapal batas, yang berfungsi sebagai basis aktivitas perekonomian, dan wadah silaturahmi warga kedua negara bertetangga.Pasar tapal batas itu dalam wilayah Indonesia seperti di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, dan di Sota, Kecamatan Sota, Kabupaten Merauke, Papua.
Pasar Skouw adalah salah satu dari 10 pasar percontohan yang dibangun pada 2011.Pasar Skouw dibangun dengan anggaran Rp10 miliar, dibangun di atas lahan seluas 3,25 hektar dengan luas bangunan 2.300 meter persegi. Jumlah kios yang dibangun sebanyak 280 kios.