Sukses

Mekkah Hadirkan Hotel Terbesar di Dunia dengan 10 Ribu Kamar

Seperti apa penampakan hotel terbesar di dunia dengan 10 ribu kamar yang berada di Mekkah?

Liputan6.com, Jakarta Sebuah hotel yang dipastikan menjadi hotel terbesar di dunia sedang dibangun di Mekkah Arab Saudi dan akan dibuka pada tahun ini. Hotel yang diberi nama Abraj Kudai tersebut memiliki 10.000 kamar, 12 menara, 70 restoran, convention hall, dan helipad di atap hotel.

Hotel ini terletak satu mil dari selatan Masjidil Haram, hotel ini memiliki luas 1,4 juta meter persegi. Demikian dilansir dari telegraph.co.uk (Jumat, 20/01/2017).

Arsitektur Abraj Kudai terinspirasi model bangunan benteng padang pasir tradisional. Bangunannya terlihat megah dan mewah dengan kubah super besar dan menara tinggi menjulang. Irfan Al-Alawi yang merupakan direktur Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Inggris, ia mendeskripsikan Abraj Kudai sebagai bagian dari pembangunan masif kota Mekkah menjadi kota yang mulai dipenuhi gedung-gedung megah pencakar langit.

Irfan Al-Alawi menyebutnya dengan Mecca-hattan dan mengasosiasikannya dengan Manhattan di New York.

"Semuanya telah disapu bersih secara gencar sebagai bagian dari proyek pembangunan hotel-hotel mewah, tanpa menghiraukan nilai historis dan kesucian tempat-tempat di sekitar Masjidil Haram,” jelas Arfan Al-Alawi kepada The Guardian.

“Inilah hari-hari terakhir Mekkah. Berhaji akan menjadi ibadah yang dipenuhi kemudahan dan kemewahan, tapi nampaknya pengalaman tersebut lebih mendekati pengalaman menyusuri Las Vegas.”

Selain Abraj Kudai, di Mekkah sendiri telah terdapat Abraj Al-Bait yang termasuk gedung tertinggi ketiga di dunia. Tingginya mencapai 601 meter. Dilengkapi dengan hotel besar, jam terbesar di dunia, musholla yang cukup untuk 10.000 jamaah, dan lima supermarket.

Hotel Abraj Al-Bait yang membayangi Masjidil Haram tersebut merupakan hotel bertarif paling mahal yaitu sekitar 65 juta per malam. Proyek pembangunan hotel mewah lainnya adalah pembangunan Kompleks Jabal Omer, yang terdiri dari 37 menara.

Dalam bukunya, Mecca: The Sacred City, Ziauddin Sardar mendeskripsikan dua perbedaan Mekkah. Satu Mekkah sebagai destinasi metafisik, tempat banyak peziarah mencari esensi ibadah. Dan yang kedua Mekkah sebagai tempat yang dipenuhi hotel-hotel mewah. Agaknya pemerintah Saudi bemaksud menyediakan layanan terbaik bagi para peziarah, meskipun niat tersebut kemudian mengubah wajah Mekkah menjadi kota metropolis di mana gedung-gedung berlomba menjadi yang tertinggi.

Ana Fauziyah

Video Terkini