Liputan6.com, Jakarta Seiring berjalannya waktu, toko-toko buku kecil mulai tergerus, bisnis model ini lambat laun mulai tergantikan dengan pesaing ketat mereka, yaitu teknologi internet. Pemilik toko buku perlu memutar otak, melakukan inovasi, dan dituntut lebih kreatif untuk tetap bisa bertahan. Memadukan kedai kopi dan toko buku menjadi salah satu cara ampuh yang kini banyak dilakukan pebisnis buku.
Baca Juga
Namun permasalahan belum selesai sampai di situ. Suasana yang tenang dan ramah, jejeran buku terkini, dan semerbak aroma kopi belum cukup untuk membangun toko buku yang punya prospek bagus. Bagnulo dan Rebecca Fitting, pemilik toko buku Greenlight, yang baru saja membuka toko keduanya di Brooklyn membagi ilmu untuk Anda yang ingin membuka toko buku.
Seperti dikutip dari nytimes, Selasa (24/1/2017), berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan pebisnis buku sebelum membuka toko buku.
Pembiayaan
Saat Bagnulo dan Fitting membuka toko buku untuk pertama kalinya, tidak ada satu pun bank yang mau memberikan pinjaman modal. Sehingga mereka memutuskan untuk meminjam uang kepada teman-teman dan keluarganya untuk permodalan. Gunakan setengah modal untuk pembiayaan di awal, seperti pembayaran sewa tempat dan membeli buku. Menjaga hubungan baik dengan penerbitan buku menjadi kunci sukses untuk bisa menyetok buku dengan sistem yang saling menguntungkan.
Tempat
Bagnulo mengatakan, ada dua pertanyaan utama yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menyewa tempat untuk dijadikan toko buku, yaitu apakah kawasan itu membutuhkan toko buku dan apakah kota tersebut mendukung gerakan literasi? Dua hal tersebut bisa tercermin dari banyaknya kampus dan organisasi sains di kawasan tersebut.
Desain
Banyak pebisnis buku mengira, punya tempat dan barang yang jualan sudah cukup untuk mendirikan toko buku. Namun nyatanya tidak sesimpel itu, Anda juga perlu memikirkan desain toko agar pengunjung betah berlama-lama. Bagnulo dan Fitting saat mendirikan toko buku Greenlight bahkan menugaskan seorang arsitek untuk merancang secara khusus desain interior toko.
“Kami ingin membuat toko yang bukan hanya indah, tapi juga menyenangkan. Toko kami tidak ingin terkesan ekslusif dan sombong,” ungkap Bagnulo.
Bagi Bagnulo, yang terpenting dari desain toko buku adalah tersedianya satu tempat untuk berdikusi, yang bisa juga digunakan untuk keperluan peluncuran buku dan talkshow seputar buku.