Liputan6.com, Jakarta Merayakan hari jadinya yang ke-272, Kota Solo menggelar Festival Jenang. Kudapan khas Solo ini diberikan secara gratis kepada semua orang. Dalam hitungan menit, ribuan takir jenang ludes dirayah warga yang memadati kawasan Ngarsopuro. Menurut pantauan awak Liputan6.com, perayaan frestival ini diawali dengan kirab gunungan jenang dari Stadion Sriwedari Solo menuju kawasan Ngarsopuro yang berjarak sekitar 1,5 kilometer. Gunungan yang diangkut dengan rojomolo tersebut berisi sebanyak 272 plus 1 takir berisi berbagai macam jenis jenang.
Baca Juga
Setibanya di Ngarsopuro, tepatnya di depan Pasar Triwindu prosesi dilanjutkan dengan umbul bujono yang diikuti oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan pengurus Yayasan Jenang Indonesia.
Advertisement
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian takir jenang yang telah tersaji di depan panggung utama. Berbagai ragam jenang tersebut merupakan hasil karya dari sejumlah kelompok PKK di kelurahan dan kecamatan yang ada di Solo. Selain itu juga jenang dari pihak swasta dan jenang dari berbagai daerah di luar Jawa.
Ketua Panitia Festival Jenang, Septando Hijir Safara menjelaskan, acara ini sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-272 Solo. Perhelatan kali ini memasuki edisi yang keenam. Dalam festival ini ada sekitar 2.400 takir jenang yang dimakan bersama Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo bersama masyarakat.
"Acara kali ini memang sengaja diawali dengan kirab jenang. Kirab dimulai dari Stadion Sriwedari hingga Ngarsopuro. Pak Wali bersama warga jalan kaki bersama. Sekitar 272 takir jenang dikirab dengan Perahu Rajamala," ungkapnya.
Lebih jauh Septando mengatakan, selain ibu-ibu PKK di wilayah Solo, Festival Jenang kali ini juga mengikutsertakan peserta dari 17 daerah di luar Solo, bahkan 12 di antaranya merupakan peserta dari luar Pulau Jawa.
"Untuk kali ini kita mengangkat Pesona Jenang Nusantara. Jadi selain ada jenang Solo seperti jenang tamen, jenang lima warna, jenang tiga warna, jenang pethak abrit ada juga jenang khas Sumatera, NTT, Kalimantan. Jadi dengan adanya ragam jenang itu yang menandai pesona ragam Nusantara, " jelas dia.Â