Liputan6.com, Jakarta Taman Safari Malam (Night Safari Singapura), Taman Safari Sungai (River Safari Singapura), dan Taman Burung Jurong menyambut lebih dari 600 bayi dan penetasan pada 2016. Kebun binatang tersebut sukses mengembangbiakkan hewan Asia Tenggara yang terancam perdagangan satwa ilegal liar.
Para bayi lucu dan menggemaskan tersebut mewakili 143 spesies yang sepertiga di antaranya terancam punah. Di antaranya trenggiling Sunda, kura-kura terrapin bergambar (painted terrapin), monyet proboscis, jalak Bali, dan Jalak hitam (black-winged starling).
Baca Juga
“Kami mempunyai misi untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di Singapura dan kawasan ini, dan dengan gembira melaporkan bahwa tim penjaga satwa kami berhasil mengembang-biakkan beberapa satwa Asia Tenggara yang paling langka pada tahun 2016," jelas Dr Cheng Wen-Haur Deputy CEO dan Chief Life Sciences Officer, Wildlife Reserves Singapore.
Advertisement
Selain melestarikan keanekaragaman hayati dan membantu melindungi hewan-hewan dari kepunahan, Wildlife Reserves Singapore juga aktif mendukung upaya konservasi dan penelitian di habitat asli hewan tersebut.
Bayi-bayi hewan Asia Tenggara
Sembilan kura-kura terrapin bergambar (painted terrapins), salah satu spesies kura-kura air tawar Asia Tenggara yang paling terancam, menetas pada bulan April di Kebun Binatang Singapura. Taman ini juga menyambut seekor bayi bekantan pada bulan April, primata yang terancam punah di habitat aslinya di Kalimantan. Sejak tahun 1999 Kebun Binatang Singapura telah mengalami 30 kelahiran bekantan, dan Singapura menyatakan jumlah kelahiran bekantan yang paling tinggi di luar habitat aslinya, Indonesia.
Di Taman Safari Malam, kelahiran hewan Asia Tenggara termasuk Neha, bayi gajah Asia yang lahir pada tanggal 12 Mei dan menjadi terkenal karena tingkahnya yang lucu. Pada tanggal 7 Oktober, taman ini juga menyambut kelahiran trenggiling Sunda yang ke lima sejak 2011; Trenggiling Sunda adalah hewan yang sangat terancam punah. Ini menjadikan Taman Safari Malam salah satu taman margasatwa paling sukses di dunia dalam pemeliharaan dan pengembangbiakan hewan menyusui yang paling banyak diperdagangkan. Dua ekor tapir Malaysia yang lahir pada bulan Oktober dan Desember menggenapi rekam jejak taman ini menjadi 30 kelahiran hidup sampai saat ini.
Spesies satwa Asia Tenggara yang terancam punah, terus berkembang di Taman Burung Jurong, dengan penetasan tiga jalak hitam dan empat jalak Bali, dua spesies yang sangat terancam punah karena begitu dicari dalam perdagangan ilegal burung berkicau. Taman ini bekerjasama erat dengan organisasi seperti Begawan Foundation dan Pusat Penangkaran Cikananga di Indonesia, yang berupaya menyelamatkan populasi burung langka ini, dan berharap dapat melepas-liarkan mereka di habitat aslinya.
Advertisement
Bayi-bayi duta
Di tengah laporan terakhir yang menyatakan citah semakin terancam punah, dan hanya tinggal 7.100 ekor di alam liar, Kebun Binatang Singapura menyambut kelahiran bayi citah Deka. Dilahirkan pada 3 Oktober 2016, Deka ditelantarkan oleh induknya, yang baru pertama kali menjadi ibu dan masih kurang pengalaman. Para dokter hewan dan penjaga memutuskan untuk menyelamatkan bayi ini serta memeliharanya secara langsung.
Karena masih lemah dan kurang gizi, selama empat hari pertama Deka dirawat di rumah sakit hewan. Dua bulan selanjutnya, para dokter mengasuhnya selama 24 jam sehari, sampai dia cukup kuat dan mandiri. Sekarang, Deka adalah remaja yang aktif dan sehat yang suka berlari mengelilingi tempat bermainnya.
Pada bulan November, pasangan rubah fennec yang pertama di Taman Safari Malam melahirkan tiga bayi hidup di bulan November. Ketiga bayi rubah, Nia, Nailah, dan Zaire juga langsung diasuh karena menunjukkan cedera ringan akibat penganiayaan oleh induknya. Orang tua mereka, Zuri dan Izem, yang merupakan rubah fennec pertama dalam koleksi ke empat taman margasatwa ini, dibawa kesini setelah disita oleh the Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore. Undang-undang Singapura melarang pemeliharaan satwa eksotis seperti rubah fennec.
Perdagangan hewan piaraan ilegal mengancam kehidupan spesies liar dan pemilik hewan peliharaan amatir sering kurang pengalaman untuk memelihara kesejahteraan hewan tersebut. Keluarga rubah ini akan memulai pertunjukan perdana ‘Creatures of the Night’ di Taman Safari Malam sebagai duta satwa, untuk mendidik para tamu agar tidak memelihara hewan piaraan eksotis secara ilegal.
“Setiap bayi hewan yang dilahirkan dan ditetaskan di taman kami adalah duta. Mereka masing-masing mewakili spesies yang hidup di alam liar, tapi secara bersama merupakan wujud perlunya konservasi lingkungan secara keseluruhan, bukan hanya setiap spesies individual.” jelas Dr Cheng lagi.
Di Taman Safari Sungai, kawanan manatee menyambut Joella, seekor bayi lembu laut (manatee) yang lahir pada bulan April. Keluarga berang-berang raksasa di taman ini juga terus bertumbuh dengan penambahan empat ekor di bulan Maret, sehingga jumlah total menjadi delapan. Taman ini juga menyambut kelahiran monyet tamarin emperor, suatu spesies primata kecil, serta tiga ocellate river stingrays, yang keduanya memiliki habitat asli di Amazon Basin.