Liputan6.com, Jakarta Mi instan merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Saat lapar melanda dan enggan repot memasak, mi instan kerap menjadi andalan.
Mudah dimasak dan rasanya yang relatif enak cukup membuat makanan ini menjadi pilihan banyak orang. Namun, mi instan tetap lah makanan cepat saji yang sebaiknya tidak dimakan terlalu sering.
Lantas seberapa sering Anda boleh makan mi instan? Profesor Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor, Purwiyatno Hariyadi mengatakan, mi instan termasuk ke dalam daftar makanan pokok yang mengandung nilai gizi seperti karbohidrat.
Advertisement
"Sama seperti nasi, mi instan merupakan sumber karbohidrat. Sehingga bisa menjadi sumber gizi. Namun sama dengan produk apa pun, makan terus menerus juga tidak baik. Nasi setiap hari saja tidak disarankan. Makan lah bervariasi dan tidak berlebihan," ucap Purwiyatno kepada Liputan6.com, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Purwiyatno menuturkan, makanan memang perlu dimakan secara bervariasi supaya tidak bosan. Dan dari segi gizi, makanan dapat saling melengkapi.
Kekurangan dari satu makanan ditutupi oleh makanan yang lain, itu lah variasi. Dari sisi nilai gizi yang dikonsumsi itu menunya, bukan jenis makanannya. Mi instan juga bisa menjadi sumber makanan yang baik," kata Purwiyatno.
Maka, menurut Purwiyatno, mi instan pun dapat dimasukkan ke dalam menu sehari-hari. Asalkan dimakan bervariasi dengan makanan lainnya.
Misalnya, untuk sumber karbohidrat, hari ini makan mi, besok makan nasi, besok lagi makan kentang. Namun, tidak lupa ditambah juga sumber gizi lainnya seperti lauk pauk untuk protein, sayur dan buah untuk vitamin, dan mineral.