Liputan6.com, Yogyakarta Jika Anda ingin mencari suasana alam yang masih asri dan belum banyak sampah, datang saja ke Desa Wisata Pulesari. Lokasinya ada di lereng Gunung Merapi. Mengingat letaknya di pegunungan, kawasan ini masih sangat sejuk dan alami. Apalagi di sekitar kawasan ini terhampar perkebunan salak unggulan yang menjadi ciri khas Sleman.Â
Ketua Desa Wisata Pulesari Wonokerto Turi Sleman Sardjana mengatakan, saat ini desanya mampu mandiri dari hasil wisata yang digagas sejak 2012. Tiap tahun desanya selalu menjadi wisatawan yang datang ke Sleman. Bahkan beberapa kegiatan belajar juga dilaksanakan di desanya. Setiap bulan rata-rata jumlah kunjungan wisata mencapai 3.000-5.000 orang.
"Kunjungan wisata mulai naik sejak berdiri desa wisata, alhamdulillah naik terus. Dua bulan pertama itu enam ribu, tahun berikutnya selalu naik," ujar Sardjana, Minggu (15/4/2016).
Dirinya menjelaskan, saat in desanya memiliki 48 homestay yang dikelola warga. Hampir seluruh rumah di kampungnya sudah bisa menjadi tempat menginap bagi tamu wisatawan yang berkunjung kedesanya. Proses ini menurutnya dimulai setelah erupsi merapi 2010 lalu. Kemudian warga bergerak dan menatap masa depan dengan memulai usaha baru, yaitu pariwisata. Sehingga warga sudah siap dengan kedatangan tamu wisatawan yang datang dari seluruh kota di Indonesia ini.
Advertisement
"Luas kampung 25 hektare, jiwanya 250 kepala keluarga, 65 rumah, ada 50 yang homestay, 48 hanya dua rumah yang tidak dipakai homestay karena lansia dan belum siap. Semua rumah terpakai. Hari ini 150 orang dan pendopo ada ratusan juga," ungkap Sardjana.
Menurut Sardjana, ada beberapa potensi desa yang dapat dimanfaatkan warga. Mulai dari potensi alam mulai dari kebun salak hingga wisata sungai. Menurutnya yang paling menjadi pilihan wisatawan adalah river tracking, yaitu wisatawan bisa menikmati susur sungai yang masih jernih dan alami dengan beragam wahana menarik, mulai dari jembatan goyang, titian bambu, tangkap ikan, spiderman web, hingga air terjun dan gua.Â