Liputan6.com, Jakarta Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia. Sejumlah filosofi yang luhur terkandung dalam kain tradisional itu.
Meski sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya kemanusiaan, pelestariannya masih menjadi tantangan tersendiri. Rumitnya pembuatan batik membuat generasi muda tidak terlalu berminat untuk melanjutkannya.
Hal ini juga disebabkan masih rendahnya apresiasi terhadap jerih payah bulir keringat di balik keanggunan setiap lembar batik. Karena itu, desainer kenamaan Indonesia Oscar Lawalata ikut mendorong para seniman muda untuk melestarikan dan mengangkat kembali batik supaya lebih diapresiasi.
Advertisement
Tiga desa yang menjadi penghasil batik disambanginya untuk mendapat pembinaan. Di antaranya Desa Ketandan, Desa Pelupuh, dan Desa Pembatik di Semarang. Dibalut dengan kisah nostalgia yang dinarasikan melalui fashion.
Dalam pameran I am Indonesian yang bertempat di Hotel The Dharmawangsa Jakarta, Sabtu (29/4/2017) sejumlah koleksi batik spektakuler dipamerkan. Batik Tanahan, Sogan, dan Prada adalah tiga jenis batik tradisional yang kini sudah makin terbatas jumlahnya untuk dinikmati.
"Keterbatasan ini merupakan sebuah indikasi dari tidak meratanya penjualan batik tiga jenis tersebut karena kurangnya edukasi pengrajin mempromosikan hasil karyanya," ujar Oscar Lawalata di sela-sela pameran, Sabtu (29/4/2017).
Dalam pameran itu pula, Oscar Lawalata memamerkan koleksi adibusananya. Berwarna senada dengan batik Tanahan yang menggunakan pewarnaan alami, paletnya pun terlihat begitu natural seperti warna-warna tanah.
Â