Sukses

Begitu Anak Anda Lahir, Siapkan Anggaran Keuangan Berikut Ini

Siapkan anggaran keuangan berikut begitu anak Anda lahir.

Liputan6.com, Jakarta Setelah sembilan bulan dalam penantian, akhirnya sang buah hati terlahir ke dunia. Kini saatnya menimba pengalaman sebagai orangtua, termasuk masalah keuangan.

Periode ini menantang sekaligus menimbulkan kekhawatiran. Dulu, saat hamil, urusan persiapan kelahiran bisa dibilang gampang dipersiapkan. Sudah ada daftar barang-barang yang diperlukan. Biaya persalinan pun sudah matang dalam perencanaan.

Namun masih banyak yang bingung apa yang harus dilakukan ketika si kecil lahir. Wajar saja kalau masih belum ada gambaran sebagai orangtua baru. Itu sebabnya kita harus mencari tahu apa yang harus dilakukan ketika si kecil lahir. Terlebih, hal itu menyangkut keuangan rumah tangga.

Beberapa tips dari DuitPintar.com berikut ini bisa dijadikan pertimbangan sebagai prioritas pemenuhan kebutuhan sang buah hati.

1. Anggaran kebutuhan anak
Dengan bertambahnya anggota keluarga, tambah pula pengeluaran sebulan. Ada pengeluaran baru yang harus disiapkan, antara lain:
- Susu
- Popok
- Perlengkapan mandi 
- Perlengkapan setelah mandi 
- Mainan
- Biskuit
- Bubur bayi

Poin di atas disesuaikan dengan usia bayi. Biskuit, susu, dan bubur, misalnya, disarankan baru diberikan ketika bayi sudah berusia 6 bulan ke atas. Sebelumnya, air susu ibu (ASI) adalah yang utama. Begitu pula sikat gigi dan odol.
Satu poin penting lainnya adalah asisten rumah tangga (ART). Kira-kira dibutuhkan atau tidak. Jika butuh, siapkan anggaran gaji sebulan.
Cari ART yang terpercaya, misalnya dengan bantuan referensi keluarga atau kenalan. Bisa juga via agen. Pertimbangkan pula perlu-tidaknya memasang CCTV di area dalam rumah untuk memantau buah hati ketika ditinggal kerja.

2. Dana pendidikan anak
Tidak ada orangtua yang mau anaknya tak terdidik. Makanya, dana pendidikan perlu disiapkan. Sedikitnya ada dua pilihan sumber dana pendidikan yaitu, tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan.

Tabungan pendidikan adalah layanan perbankan berupa tabungan dengan tujuan membiayai pendidikan. Ada kontrak periode tabungan, di mana selama kontrak itu dana tidak boleh diambil. Jika terpaksa mengambil, umumnya akan dikenai penalti.

Begitu juga dengan asuransi pendidikan. Namun asuransi dalam layanan ini biasanya berupa unit link. Artinya, ada gabungan asuransi dan investasi dalam asuransi pendidikan. Dengan demikian, dana premi yang terkumpul bisa berkembang, bisa pula menurun sejalan dengan hasil investasi.

Sedangkan hasil tabungan sudah bisa diprediksi melalui perhitungan bunga. Di sisi lain, sejumlah tabungan pendidikan pun sudah menyediakan layanan asuransi juga di dalamnya.

3. Daftar BPJS Kesehatan
Sebenarnya, anak sudah bisa didaftarkan ke BPJS Kesehatan saat dalam kandungan. Bila belum mendaftarkan dia, sekaranglah saatnya ketika sudah lahir.

Caranya kurang-lebih sama dengan pendaftaran BPJS dewasa. Hanya, identitas anak didapat dari akta kelahiran dan kartu keluarga karena belum punya kartu tanda penduduk.

BPJS Kesehatan diwajibkan bagi semua warga Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011. Meski sudah ada asuransi dari kantor, anak tetap harus didaftarkan ke BPJS. Toh, layanan BPJS dan asuransi swasta bisa digabungkan.

4. Asuransi jiwa orangtua
Setelah punya anak, artinya bertambahlah tanggung jawab kita. Kita tentunya tidak ingin anak tumbuh tanpa pendampingan orangtua.
Tapi nasib orang siapa yang tahu? Bisa saja kita celaka ketika dalam perjalanan kantor atau lainnya. Kejadian ini tentu tak bisa dicegah.
Namun kelanjutan hidup anak bisa lebih dipastikan jika kita memiliki asuransi jiwa. Saat tidak lagi bisa membiayai anak, entah karena tiada entah cacat permanen, ada uang pertanggungan dari asuransi jiwa.

Uang itu bisa dipakai untuk segala keperluan buah hati, dari kebutuhan sehari-hari sampai pendidikan. Kita tinggal seleksi saja mana asuransi jiwa yang terbaik dan dapat membantu keuangan.

5. Dekorasi rumah
Keberadaan anak kecil membuat kita harus berhati-hati dalam penempatan furnitur dan alat listrik. Meja kaca yang ujungnya lancip, misalnya, harus diberi pelindung agar anak tidak terluka ketika menyentuhnya. Anak tangga juga harus diberi pagar, agar si kecil tidak jatuh.

6. Pertimbangkan kartu kredit
Jika belum punya kartu kredit, mungkin kini saat yang tepat untuk memilikinya. Banyak penawaran kartu kredit berupa diskon atau promosi lainnya untuk perlengkapan bayi. Contohnya kartu kredit khusus yang bekerja sama dengan supermarket.
Kartu non-supermarket pun ada yang memberikan fasilitas potongan harga hingga cicilan 0 persen. Layanan ini umumnya diberikan untuk transaksi online. Tapi bisa juga kita mendapat fasilitas tersebut untuk pembelian di toko fisik merchant tertentu.

 

Â