Sukses

Mulai Punah, Cap Batik Kembali Memperindah Dekorasi Interior

Cap batik memiliki unsur estetika yang tinggi, sehingga menghasilkan pola rumit dan indah. Namun karya ini sudah mulai punah ditelan zaman.

Liputan6.com, Jakarta Para pencinta batik sering menganggap kain yang diproduksi dengan cap batik, bukanlah batik asli. Padahal, cap batik sendiri memiliki unsur estetika yang tinggi dalam proses pembuatannya, sehingga menghasilkan pola rumit dan indah. Hal inilah yang coba dihadirkan dalam berbagai karya dari Erwinn Firmansyah, dalam pameran Exploriment di gedung Perintis Dinamika Multiniaga (PDM) pada Jumat, (19/5/2017).

“Kalau penggemar batik fanatik, mereka bilangnya batik cap itu tidak asli. Padahal cap dari batik itu sendiri memiliki pola estetik yang mengagumkan. Ditambah lagi batik dibombardir dengan batik printing yang jauh lebih murah, akhirnya pengrajin cap batik ini banyak yang gulung tikar,” ungkap Erwinn.

Cap batik ini nantinya dibersihkan dan dicopot bagian gagangnya, sebelum akhirnya diaplikasikan pada media yang dibuat dari barang bekas. Dalam prosesnya sendiri, tidak semua jenis cap batik yang dapat digunakan. Cap yang dipilih adalah dengan motif yang padat, seperti motif Batik Solo.

“Coba Anda bayangkan, bagaimana telitinya para pengrajin membuat cap batik ini. Kalau saya sepertinya tidak akan sanggup untuk mengolah besi dan tembaga menjadi cap batik,” ujar Erwinn.

Dengan kombinasi cap batik dan karya dari limbah interior seperti kayu, plywood, dan fiber, akhirnya karya seni yang sering dianggap menurunkan kualitas batik ini dapat naik kelas. Sehingga para pengunjung dapat menikmati detail artistik dari cap batik dengan lebih dekat hingga dua minggu ke depan dalam pameran ini.