Sukses

Harkitnas sebagai Momentum Kebangkitan Pariwisata Indonesia

Menpar Arief Yahya memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) untuk mengibarkan hashtag atau tagar #KebangkitanPariwisata.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) untuk mengibarkan hashtag atau tagar #KebangkitanPariwisata. Menurutnya, kebangkitan nasional juga harus menyentuh aspek pariwisata.

Arief mengatakan, ada tiga kebangkitan yang disasar Kementerian Pariwisata (Kemenpar). “Yang pertama adalah bangkit menujuk digital tourism terbaik dunia,” ujar Arief, Sabtu (20/5).

Menteri asal Banyuwangi itu memang getol mengampanyekan pariwisata Indonesia melalui teknologi. Kemenpar sejak di bawah komando Arief juga aktif memperkenalkan Indonesia Travel Xchange (ITX) untuk mendongkrak industri pariwisata.

ITX merupakan pasar online untuk mempertautkan travellers dengan pelaku bisnis pariwisata. Kemenpar bahkan menggratiskan penggunaan platform ITX sebagai pasar digital bagi pelaku bisnis pariwisata, termasuk level usaha kecil dan menengah (UKM).

Sedangkan yang kedua adalah bangkit menuju homestay desa wisata terbesar dan terbaik dunia. Arief pun serius mewujudkan penambahan jumlah homestay.

Tahun ini, Kemenpar menargetkan penambahan homestay hingga 20.000 unit. Bahkan pada 2019, jumlah homestay ditargetkan mencapai 100 ribu unit. Sedangkan target jumlah wisatawan mancanegara pada 2019 adalah 20 juta orang.

Lonjakan target wisman berarti membutuhkan tambahan amenitas ketika jumlah kamar hotel tak mencukupi. Arief meyakini homestay desa wisata merupakan solusi.

Sedangkan kebangkitan ketiga tak kalah penting. “Pariwisata bangkit sebagai core economy bangsa dan leading sector nasional,” sebutnya.

Mewujudkan pariwisata sebagai core economy bukan hal mustahil. Apalagi Presiden Joko Widodo punya perhatian besar dalam mendongkrak pariwisata sebagai kekuatan ekonomi andalan.

Arief juga punya itung-itungan soal pariwisata sebagai core economy. Sampai saat ini, pariwisata masih menjadi penyumbang PDB, devisa sekaligus penyedia lapangan kerja yang paling mudah, murah dan cepat.

Saat ini pariwisata menyumbangkan 10 persen dari total PDB nasional. Menurutnya, pertumbuhan PDB pariwisata nasional mencapai 4,8 persen dengan tren kenaikan hingga 6,9 persen atau jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur dan pertambangan.

Sedangkan devisa pariwisata USD 1 juta mampu menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170 persen. Fakta itu menunjukkan devisa dari pariwisata tertinggi dibanding industri lainnya.

Adapun untuk urusan tenaga kerja, sektor pariwisata tak kalah moncer. Angka terakhir menunjukkan bahwa pariwisata mampu menyumbang 9,8 juta lapangan kerja atau sebesar 8,4 persen dari lapangan kerja secara nasional.

Karenanya, lapangan kerja bidang pariwisata menempati urutan keempat dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun terakhir.

Oleh sebab itu, Harkitnas pun menjadi momen penting bari kepariwisataan nasional. “Kebangkitan Nasional adalah kebangkitan pariwisata Indonesia,” tegasnya.