Liputan6.com, Jakarta Lebaran menjadi hari yang sangat menggembirakan bagi semua orang, termasuk momen berbagi bersama dengan keluarga dan sahabat. Tentunya ada kebiasaan-kebiasaan dan momen spesial yang harus dilakukan saat Lebaran, sehingga kedatangan bulan Ramadan makin dirindukan. Sayang beberapa momen ini tidak akan pernah ditemui lagi oleh anak-anak milenial. Apa saja?
Main Kembang Api Bersama
Main kembang api menjadi momen yang sangat menyenangkan untuk menyambut Lebaran pada malam takbiran. Seluruh anak akan berkumpul di depan masjid atau depan rumah masing-masing sambil memainkan kembang api bersama teman-temannya.
Bahkan, ada beberapa di antara mereka yang membawa petasan untuk dilempar ke jalanan. Terdengar berbahaya, tetapi kondisi jalan raya yang tidak seramai zaman generasi milenial, masih membuat permainan tidak mengancam para pengguna jalan. Namun, penggunaan petasan kini sudah dilarang, sehingga generasi milenial tidak akan merasakan momen ini saat Lebaran.
Advertisement
Sebat Sarung
Setelah salat Idul Fitri di masjid ataupun di lapangan, anak-anak satu kampung langsung melancarkan serangannya satu sama lain. Tentunya bukan tawuran, karena mereka saling berperang menggunakan sarung. Meski terlihat sederhana, sebatan dari sarung ini bisa menyakitkan.
Bahkan ada beberapa gaya sarung yang bisa digunakan ketika berperang, mulai dari gaya ninja, gaya tank, hingga sebatan godam dengan sarung yang diikat di bagian ujungnya. Tentunya, jurus-jurus sakti mandraguna ini bisa berbeda penyebutannya antarkompleks atau kampung.
Advertisement
Membandingkan Dompet Baru
Ajang bagi-bagi uang menjadi hal yang ditunggu bagi anak-anak. Bahkan tidak hanya jumlah uang yang dibandingkan dengan teman-temannya, tetapi bentuk dompet baru yang diberikan orangtuanya juga menjadi perdebatan seru. Mulai dari dompet lipat tiga, dompet yang memiliki rantai, hingga dompet lipat dua yang memiliki gambar kartun tenar saat itu.
Tampaknya generasi milenial tidak akan meributkan hal ini lagi, karena mereka lebih meributkan baterai smartphone yang akan habis dan butuh colokan listrik.Â
Main Gim Bersama Tetangga Ketika Silaturahmi
Keceriaan Lebaran tidak berhenti sampai di situ, karena anak-anak menantikan momen bermain gim bersama tetangga ketika bersilaturahmi. Ketika orangtua sedang berbincang hangat, anak-anak akan langsung berkumpul di satu tempat dan bermain apa saja, mulai dari petak umpet, congklak, ular tangga, ataupun bermain gimbot secara bergantian.
Bila sang tetangga memiliki konsol PS1 atau Nintendo, tentunya keramaian di rumah makin menjadi meriah karena ingin main gantian. Namun, hal ini tidak akan terjadi di generasi milenial, karena mereka sudah memiliki smartphone pribadi yang dapat menghibur, tanpa harus berbagi dengan temannya.
Advertisement
Pawai Sepeda
Bila sudah bosan di rumah, maka anak-anak akan keluar menggunakan sepeda dan pergi untuk mengajak temannya. Nantinya mereka akan berkeliling kampung menggunakan sepeda, sambil mengumpulkan sahabat yang lain. Apa tujuannya? Tentunya untuk bermain di lapangan, sambil memperlihatkan pakaian baru atau sepatu baru yang mereka terima. Tidak lupa pula menikmati sepatu roda yang baru dibelikan paman, sehingga mereka tampil gaya di hadapan teman-teman.
Tidak jarang mereka dimarahi orangtua, karena baju baru langsung bercorak lumpur atau pasir lapangan pada hari pertama Lebaran. Tentunya, berbagai pengalaman ini mungkin masih terjadi di generasi milenial. Namun, melihat sepeda dan lapangan yang tidak tenar jadi tempat bermain, mungkin kebahagiaan sederhana ini akan punah. Siapkah kita menghadapi Lebaran yang sebentar lagi akan datang dengan penuh kebahagiaan?
Â
Â
Â