Sukses

Dua Mahakarya Indonesia Hadir di Jakarta Fair Kemayoran

Bukan hanya berbelanja, di Jakarta Fair Kemayoran Anda juga bisa mencari tahu tentang sejarah rempah dan mahakarya Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Paviliun Mahakarya Indonesia turut meramaikan gelaran akbar Jakarta Fair Kemayoran 2017. Di pameran ini, pengunjung bisa mengenal lebih dalam dua mahakarya Indonesia, yaitu Bir Pletok dan Cethe.

Sejarawan JJ Rizal dalam acara bincang-bincang di Paviliun Mahakarya Indonesia, Sabtu (8/7/2017) mengatakan, pada dasarnya mahakarya terbagi menjadi dua, pertama ciptaan Tuhan berupa hasil alam, keragaman flora dan fauna, dan lain sebagainya, yang kedua mahakarya hasil kreasi manusia, seperti kesenian dan budaya, bahasa, hingga kuliner.

“Terkadang keduanya berkolaborasi dan saling kerjasama, seperti terciptanya Borobudur misalnya, perahu pinisi di Bugis. Dan di sini ada Bir Pletok dan Cethe yang merupakan mahakarya manusia, yang akan sangat terasa jika dikaitkan dengan kebudayaannya,” kata JJ Rizal.

Bagi JJ Rizal, Bir Pletok menjadi salah satu bukti peranan penting rempah-rempah , khususnya cengkeh dalam kekayaan mahakarya Indonesia.

“Di masa lalu, rempah seperti cengkeh, pala, bunga pala, lada, dan kayu manis itu menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam sistem perniagaan, yang oleh para ahli sejarah dikenal sebagai ‘jalur rempah’,” ungkap JJ Rizal.

Bir Pletok sendiri bagi JJ Rizal punya kedudukan yang khusus di masyarakat Betawi. Minuman khas yang terbuat dari tujuh rempah asli Indonesia ini kerap menjadi bagian penting dalam ritus orang Betawi.



“Seperti di Eropa ada wine tiap ada acara, pada masyarakat Betawi, Bir Pletok jadi penanda suksesnya suatu acara pernikahan, ngawinin,” kata JJ Rizal.

Selain Bir Pletok, mahakarya lain yang juga dipamerkan adalah kesenian Cethe. Kesenian melukis rokok dengan ampas kopi asli Tulangagung, Jawa Timur ini juga menjadi bukti bahwa manusia Indonesia adalah Homo Ludens, yaitu makhluk yang butuh santai dan berkreasi.



“Cethe itu bukan hanya soal kenikmatan enak dilihat, tapi juga perihal aroma dan rasa. Reproduksi ampas, seolah begitu berharganya kopi. Ini soal pengalaman rasa, bukan hanya rasa cengkeh dan tembakau, tapi juga kopi, yang juga rempah,” ungkap JJ Rizal menambahkan.

Di buka hari ini hingga berakhirnya Jakarta Fair Kemayoran 2017, Paviliun Mahakarya Indonesia memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk bisa mencoba secara langsung kesenian Cethe, setiap hari Sabtu dan Minggu. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa mempelajari dan mencari tahu tentang beragam rempah mahakarya Indonesia, seperti cengkeh, tembakau, hingga kopi.

Simak juga video menarik berikut ini: